Dayah Safitussalamah Al Aziziyah Beungga

Senin, 23 Juli 2018, Juli 23, 2018 WIB Last Updated 2018-07-23T15:16:30Z
Dalam sebuah perjalanan pekan lalu saat mengunjungi daerah bercana Gempa di Manee- Geumpang Kabupaten Pidie,  ketika sedang  di kilo meter 29 jalan menuju Tangse, tanpa sengaja mata melirik  sebuah bangunan kayu.

Disisi nya tampak satu unit bangunan permanen, rasa ingin tahu membuat saya mendekat, bertanya pada penduduk setempat, perbincangan membuka  dialog kecil antara kami,  ternyata rekan bicara saya adalah tokoh masyarakat di tempat itu.

Dari pembicaran dengan dirinya saya tahu,  tempat  singgahan  itu tidak lain adalah sebuah Pesantren di desa Beungga,  SAFINATUSSALAMAH AL-AZIZIAH namanya,  kemudian lelaki bernama Tgk. Burhan Aji itu mulai bercerita,  menguraikan asal muasal berdirinya sebuah pesantren di desa Beungga.

Kata dia, pada tahun 1984 lalu,  beberapa orang tua memikirkan nasib generasi muda usia sekolah, belum ada tempat pengajian menuntut ilmu agama, sa,at itu, lalu mereka yang tinggal di dua desa Beungga dan  Polo ie, sepakat membangun lembaga pendidikan dayah.

Atas swadaya masyarakat kedua desa itu, terbangunlah sebuah balai berukuran 8 x 15 meter, tepat di samping mesjid tua, “ dari sinilah kami mengatar anak untuk mengaji, “ lalu kami mencari Tgk.ngaji,  kebetulan ada Tgk. Syahbuddin, dialah yang mula-mula membuka hati para anak usia sekolah untuk mengaji, kata  Burhan Aji.

Perlahan-lahan,  kata Tgk.Burhan, pada tahun kedua tergerak hati para dermawan membangun bilik asrama, untuk para santri me nginap,” karena kalau anak pulang malam ke rumah jauh, desa kami jarang penduduk,” kata Burhan Aji.

Baru pada tahun 2010 ada program PNPM mengkucurkan dana  169 juta rupiah, terbangunlah satu unit ruang belajar, satu ruang kantor, urai Burhan, kini pesantren ,  SAFINATUSSALAMAH AL-AZIZIAH sudah memiliki 250 santri dari berbagai usia, kata dia.

Disamping pengajian untuk anak-anak, disana  juga dibuka majelis taklim, dalam pengajian terhadap orang dewasa, pada dua desa secara bergiliran,  dipimpin Tgk.H.Muhammad Yunus Hanafi  yang disapa dengan nama  Abon Pandrah, ujar Burhan Aji.

Bukhari,S.Pd

Komentar

Tampilkan

Terkini

Seputar%20Nanggroe

+