Simulasi Pembajakan

Kamis, 25 Oktober 2018, Oktober 25, 2018 WIB Last Updated 2018-10-25T13:06:09Z
Usai Dibajak Teroris, Pesawat Bintang Air Alami Kecelakaan di Bandara SIM

Banda Aceh - Usai dibajak teroris di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta, pesawat Bintang Air 705 AR tujuan Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh Besar mengalami kecelakaan. Pesawat yang membawa 158 penumpang itu mengalami turbulensi yang mengakibatkan harus didaratkan secara darurat.

Usai mendarat di pinggir landasan, asap tebal terlihat membumbung dari sayap kanan. Sementara dari pintu darurat, ratusan penumpang dipandu petugas keluar menyelamatkan diri. Mereka dievakuasi dari badan pesawat yang sebagiannya terbakar.

Sesaat kemudian dua unit pemadam kebakaran bersama petugas kesehatan tiba. Pesawat yang terbakar dipadamkan. Para korban dievakuasi dari lokasi kejadian.

Aksi itu bukanlah kejadian sebenarnya, melainkan simulasi yang digelar penyelamatan penerbangan yang digelar Angkasa Pura II, di Bandara Sultan Iskandar Muda. Lewat aksi itu, diharapkan seluruh operator yang bertugas di bandara di Blang Bintang itu lebih sigap dan siaga terhadap kemungkinan kejadian serupa terjadi di kawasan otoritas bandara setempat.

Takwallah, Asisten II Setda Aceh, mengatakan Pemerintah Aceh sangat mendukung kegiatan tersebut. Apalagi, peran bandara Sultan Iskandar Muda dalam mendukung pembangunan Aceh sangat besar.

"Dengan adanya simulasi ini, seluruh personil di Bandara Sultan Iskandar Muda bisa lebih terlatih atas segala kemungkinan yang terjadi di bandara," kata Takwallah.

Senada dengan Takwallah, Bintang Hidayat dari Otoritas Bandara Wilayah 2, mengatakan simulasi keadaan darurat merupakan kewajiban airport terkait peraturan keselamatan penerbangan dan diatur dalam ...

"Fungsi koordinasi dan latihan ini harus dilakukan untuk melatih stakeholder di airport sebagai bentuk antisipasi keadaan darurat," kata Bintang Hidayat.

Sementara itu Eksekutif General Manager Bandara Sultan Iskandar Muda, Yos Suwagiyono, mengatakan latihan penanggulangan darurat tersebut rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Tujuannya, kata Yos adalah untuk menguji personil dalam hal mengantisipasi dan memberikan pertolongan pada korban kecelakaan pesawat udara juga sekaligus menghindari kerugian yang lebih besar sebagai dampak dari suatu kecelakaan.

"Kami berharap kegiatan latihan ini dapat menginspirasi kita akan pentingnya menciptakan sistem penanggulangan darurat yang handal dan dapat diaplikasikan jika memang terjadi keadaan darurat," kata Yos Suwagiyono.

Humas
Komentar

Tampilkan

Terkini