Aceh Telah Mampu Ekspor Produk Jadi Kakao

Rabu, 24 Mei 2023, Mei 24, 2023 WIB Last Updated 2023-05-30T00:12:43Z

Kadisperindag Aceh Ir Muhammad Tanwier
Saat Menyampaikan Kinerja Dihadapan Pj. Gubernur Aceh.

 


Banda Aceh - Diam-diam Aceh sudah menembus ekspor Kakao ke negeri matahari terbit, Jepang,  senilai 7.345,21 USD. Dalam bentuk kakao batangan,  seberat 180 kg pada periode pertama tahun 2022, demikian disampaikan Kadisperindag Aceh Ir. Muhammad Tanwier, Selasa, (23/05), di ruang kerjanya.

 

Pada periode berikutnya  CV. Aceh Socolate mengekspor kembali bubuk kakao seberat 420 kg. Perusahaan yang berbasis di Kabupaten Pidie Jaya ini, menjadi satu-satunya perusahaan yang mampu mengekspor produk jadi kakao dari Aceh. Selebihnya kakao diekspor dalam bentuk biji melalui Pelabuhan Belawan.

 

“Memang ekspornya masih sedikit,”  ujar Munawar. seorang Staf Disperindag, dia menyebut kecilnya jumlah ekport,  tidak terlepas dari  banyak pengusaha  melakukan pengiriman melalui  pelabuhan laut  di Sumatera Utara.

 

Kakao menjadi andalan komoditi ekspor Aceh selain kopi. Mata rantai perdagangan kakao di Aceh telah membentuk sebuah siklus bisnis yang panjang. Dimulai dari para petani, pedagang pengumpul hingga eksportir kakao.

 

Produksi kakao di Aceh mengalami gangguan hebat, akibat serangan penyakit terhadap buah lebih sepuluh tahun ini. Sebagian petani masih trauma dengan tanaman kakao, hingga tidak mengurusnya lagi.

 

Tahun 2021 luas tanaman kakao di Aceh mencapai 97.214 Ha,  pada tahun 2020 Aceh masih memiliki kebun kakao 99.395 Ha. Ada sekitar 59,07 Ha merupakan perkebunan besar, selebihnya perkebunan rakyat berdasarkan statistik perkebunan Aceh yang dimiliki Disperindag Aceh.

 

Tanaman yang popular di Brazil ini menjadi andalan petani di Aceh, terutama mereka yang berada di wilayah berdekatan dengan pesisir. Tanaman kakao tumbuh subur  di propinsi itu, mata rantai bisnisnya juga telah membuka banyak lapangan kerja.

 

 Tarmizi Alhagu

Komentar

Tampilkan

Terkini