Box Kardus Sumbangan Untuk Palestina Di Depan Stand Kota Langsa |
Banda Aceh - “Kalau bisa kerja
jadi copet, kalau gak bisa kerja bawa ploek aja,” begitulah candaan seorang
rekan jurnalis terhadap limpahan perputaran Rupiah di
arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8, yang diadakan di Taman Sri Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.
Berlangsungnya PKA ke-8 dari 2 Hinggan 12 November 2023 telah membuka
peluang rezeki untuk berbagai kalangan, dari pedagang kuliner yang berada di
arena PKA hingga pedagang kaki lima di sepanjang jalan depan luar area PKA.
![]() |
Malam Penutupan PKA Membludak Pengunjung |
Rezeki itu juga mengalir untuk
tukang parkir dari Desa Bandar Baru dan Lambaro Skep, yang berada di lingkaran
pertama lokasi PKA. Selain itu, tentunya juga untuk berbagai pedagang lainnya di dalam
dan di luar arena PKA.
![]() |
Pos Keamanan PKA-8 |
Tidak hanya untuk pedagang atau
pebisnis, rezeki PKA juga mengalir ke berbagai sumber, seperti untuk penyedia catering, taksi online, ojek online, even organizer dan berbagai sumber lainnya yang terlalu banyak
jika harus disebutkan.
Kasat Intel Polresta B.Aceh Soal Copet PKA |
Copet
Bukan hanya untuk mereka yang mencari rezeki secara halal,
pencari rezeki haram pun mendapatkan rezeki mereka dari arena PKA. Buktinya
banyak laporan pengunjung kecopetan di arena PKA, padahal keamanannya super
ketat, lebih 400 petugas dilibatkan.
Rezeki Ploek
Ketua PWI Aceh Nasir Nurdin |
Rezeki itu juga melimpah kepada
pembawa Ploek. Bila biasanya Ploek itu secara lazim dibawa oleh pengemis dalam
bentuk timba kecil, kaleng atau kardus, di arena PKA Ploek itu dibawa dalam
bentuk Kardus dengan tulisan di atasnya “Untuk
Sumbangan Palestina.”
Kardus sumbangan itu semula
diedarkan oleh para relawan, tapi kemudian hanya diletakkan di depan lokasi
masuk Stand 23 Kabupaten / Kota yang mengikuti PKA. Menurut seorang petugas dari Stand Lhok
Seumawe, mereka dititipkan kardus sumbangan itu oleh panitia, nanti setelah
PKA selesai dikembalikan kepada panitia lagi.
Sumbangan untuk Palestina itu
ternyata dimotori oleh dua organisasi wartawan di Aceh, PWI dan IJTI. Mereka
menjadi relawan pencari sumbangan untuk Palestina, para relawan dari kedua organisasi itu
merubah fungsinya dari pencari berita menjadi relawan kemanusiaan.
Tarmizi Alhagu