Iklan

Disperindag Aceh Ajak Eksportir Agar Uji Barang Ekspor Melalui BPSMB

Jumat, 02 September 2022, September 02, 2022 WIB Last Updated 2022-11-25T04:21:06Z

 



Banda Aceh – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh mengajak pelaku usaha ekspor barang berasal dari Aceh, menguji barang sample untuk ekspor  di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Dsperindag Aceh, upaya meningkatkan Pendapatan Asli Aceh (PAA).

 

Harapan Disperindag ini diungkapkan  Kepala UPTD BPSMB Aceh melalui Kepala Seksi Pengujian, Munawar Choli, ST saat ditemui media ini  di kantornya di jalan Banda Aceh-Medan, Kilometer 4,5, Menasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (1/9/2022) lalu.

 

“Melalui media ini saya berharap rekan-rekan pelaku usaha di Aceh berkenan untuk menguji sample daripada barangnya  itu di BPSMB Aceh, karena BPSMB ini sudah memiliki sertivikat  Komisi  Akreditasi Nasional (KAN),” kata Kepala UPTD BPSMB Aceh melalui Kepala Seksi Pengujian, Munawar Choli, ST saat ditemui media ini  di kantornya di jalan Banda Aceh-Medan, Kilometer 4,5, Menasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (1/9/2022) lalu.

 

Dikatakan Munawar Kholi, UPTD BPSMB Aceh sudah terferivikasi, sedangkan saat ini dari fasilitas BPSMB Aceh pertahun diperoleh PAA  sebesar Rp. 50 juta-an. Disperindag Aceh, terus melalukan upaya-upaya “jemput bola” untuk meyakinkan kepada pelaku usaha. Selain itu juga memiliki kapasitas  mampu menguji mutu barang komoditi unggulan Aceh yang kualitasnya diakui pengusaha internasional.

 

“Empat  komoditi unggulan Aceh  yaitu,biji kopi, biji kakao, minyak atsiri ( nilam dan pala),  sudah terakreditasi oleh Komisi  Akreditasi Nasional (KAN). Artinya, pengujian yang kita lakukan untuk empat komoditi itu sudah diakui oleh pihak internasional,” katanya.

 

Munawar Choli menjelaskan lagi,  UPTD  BPSMB adalah laboratorium yang melakukan pengujian untuk komoditi-komoditi unggulan Aceh, terutama untuk biji kopi, biji kakao, minyak atsiri (nilam dan pala) dan minyak sere wangi  serta komoditi lainnya.

 

Jadi, artinya kalau ekportir mau melakukan ekspor dan komoditinya  mau diakui disana ( negara tujuan- red) sebagai kualitas yang sesuai harus dilakukan pengujian.

“Nah laboratorium kita  mampu melakukan itu,” ujarnya.

 

Disebutkannya, untuk mengekpor  biji kopi, kakao, minyak nilam serta minyak pala, salah satu persyaratannya adalah hasil uji yang dilakukan oleh laboratorium yang sudah terakreditasi.

“Laboratorium kita ini , BPSMB Aceh sudah terakreditasi untuk empat komiditi itu,” ujarnya lagi.

 

Selain empat komoditi unggulan Aceh yang sudah terakreditasi, BPSMB Aceh juga sudah bisa melakukan  pengujian terhadap produk-produk lainnya, seperti gabah, minyak sere, minyak kenanga, namun belum terakreditasi.

 

Sedangkan  komoditi lainnya yang beredar dan sudah terakreditasi  SNI untuk dua komoditi yaitu garam dan tepung terigu.

“Untuk barang yang beredar di masyarakat kita uji, Itu sudah terakreditasi juga garam dan tepung terigu”, tuturnya.

 

Sebenarnya animo pengusaha ekspor tinggi, Cuma terkendala seperti ini. Kendalanya untuk melakukan ekspor kan harus ada pelabuhan.

 

“Nah pelabuhan kita ini kan belum berfungsi secara  maksimal, makanya pengusaha-pengusaha terpaksa melakukan ekspor melalui Medan, pelabuhan Belawan. Itu salah satu kendala, makanya animo untuk menguji di BPSMB ini tidak begitu besar. Jadi mereka melakukan pengujian di Medan yang lebih dekat,” katanya.

 

Diakuinya banyak juga yang menguji di BPSMB Aceh seperti baji kopi itu  banyak, ekportir di Aceh.

 

Ditanyakan tentang pendapatan asli Aceh (PAA) Munawar Kholil menyebutkan, untuk saat ini, karena terakeditasi  baru empat komoditi dan selama ini pun kalau untuk minyak atsiri permintaan sangat turun, jadi sekitar Rp.50 jutaan dalam setahun.

 

Adventorial

Komentar

Tampilkan

Terkini

Seputar%20Nanggroe

+