Samudera Pasai Kerajaan Islam Pertama di Indonesia (bagian kedua dari tiga tulisan).

Sabtu, 28 Juli 2018, Juli 28, 2018 WIB Last Updated 2018-07-28T09:22:49Z

Samudera Pasai sebuah kerajaan Islam pertama di nusantara. Sebagai pimpinan tertinggi kerajaan dipimpin seorang Sultan yang memerintah secara turun temurun. Disamping seorang Sultan terdiri dari beberapa jabatan lain Menteri Besar (Perdana Menteri), Bendahara dengan gelar Laksamana, panglima angkatan laut, Sekretrais kerajaan, Qadi sebagai Kepala Mahkamah Agama, beberapa Syahbandar yang bertugas mengawasi para p-edagang asing di kota-kota pelabuhan dalam kerajaan. Syahbandar juga bertugas sebagai penghubung antara Sultan dan para pedagang asing.

Kerajaan Islam Samudera Pasai memiliki kekuatan Angkatan Laut yang tangguh di masa itu mengawasi perdagangan di wilayah kekuasaannya. Sebagai kerajaan maritim Samudera Pasai minim memilki basis agraris yang hanya berada sekitar bersebelahan Krueng  Pasai dan Krueng Pusangan. terdapat sejumlah kampung-kampung (meunasah-meunasah) sebagai bentuk unit masyarakat terkecil di wilayah Samudera Pasai zaman itu.

Pengawasan perdagangan dan pelayaran di kota-kota pantai kerajaan Samudera Pasai menjadi sendi-sendi kerajaan dalam memperoleh penghasilan dan pajak yang besar selain upeti yang diperoleh.

Raja Malaka pertama Peramessuara setelah memeluk agama Islam mempersunting puteri Kerajaan Pasai menjadi isterinya. Perkawinan ini telah meningkatkan hubungan perdagangan antara Malaka dengan kerajaan Samudera Pasai. Fatahillah seorang Ulama Pasai telah berdakwah  menyebarkan Islam ke pulau Jawa. Setelah mengislamkan Banten dan mengawini puteri kerajaan kemudian mendirikan suatu kesultanan disana.

Samudera Pasai merupakan Kerajaan Islam yang memiliki beberapa mata uang emas disebut “Deureuham”(dirham). Beberapa mata uang “deureuham” peninggalan kerajaan Islam Samudera Pasai yang ditemukan menunjukkan kerajaan yang makmur.

Mata uang emas Kerajaan Islam Pasai telah diperkenalkan orang-orang kerajaan ke beberpa Bandar perdagangan di nusantara diantaranya Bandar Malaka.

Penemuan beberapa mata uang emas telah memberi petunjuk beberapa Raja pernah memerintah Kerajaan Islam Samudera Pasai dengan Sultan pertama Malik Al Saleh, yang memerintah tahun 1297 M. Sultan Malik Al Saleh kemudian diganti oleh puteranya Sultan Muhammad Malik Az-Zahir (1326-1345).  Sultan ketiga Mahmuid Malik Az-Zahir (1326-1345).
 
Sultan ke-4 Mansur Malik Az-Zahir (1346 M),  Sultan ke-5  Ahmad Malik Az-Zahir (1346-1383 M),  Sultan ke-6  Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir (1383-1405 M),  Sultan  ke-7  Sultanah Nahrasiyah ( 1405-1412 M),  Sultan ke-8  Sallah Ad-Din (1402 M),  Sultan ke-9  Abu Zaid Malik Az-Zahir (1455-1500 M),  Sultan ke-10  Mahmud Malik Az-Zahir (1455-1477 M).Sultan ke-11  Zain Al Abidin (1477-1500 M) 2 Sultan ke-12 Abdullah Malik Az-Zahir (1501-1513 M) dan  sebagai Sultan ke-13 sebagai Sultan terakhir Kerajaan Islam Samudera Pasai Zain Al “Abidin (1513-1524 M). Setelah tahun 1524 M Kerajaan Islam Samudera Pasai berada dibawah pengaruh kesultanan Aceh berpusat di Bandar Axeh Darussalam.

Kerajaan Islam Samudera Pasai sangat terkenal dan berpengaruh di Asia Tenggara pada abad ke-XIV dan XV dibidang perdagangan yang menjadi basis hubungan tetap dengan kerajaan-kerajaan Malaka,  Cina, India dan lain-lain. Karena kebesarannya Kerajaan Islam Samudera Pasai telah mengembangkan penyebaran Agama Islam ke wilayah-eilayah lainnya di nusantara, Minangkabau, Palembang, Jambi,  Pattani, Malaka, Jawa dan lain-lain.

Pada abad ke-XIV Kerajaan Islam Samudera Pasai menjadi pusat studi Agama Islam tentang masalah keduniawian dan keagamaan. Ibnu Batuthah seorang pengembara dari Marooko yang mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 M saat kerajaan ini sedang berada dipuncak kejayaannya.

Selama di Samudera Pasai Ibnu Batutah berrtemu dengan tiga Ulama Amir Dawlasa berasal dariDelhi (India) Qadi Amir Said berasal Shiraz dan Tajjuddin berasal dari Ispahan. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh dan para ahli dari berbagai disiplin ilmu dari luar antara lain Persia (Bagian dari Daulah Abbasiyah) untuk membantu Kerajaan Islam Samudera Pasai karena system pemerintahan di kerajaan Islam Samudera Pasai seirama dengan sistem yang dianut pemerintahan Daulah Abbasiyah.

Sistem pemerintahan dalam kerajaan Islam Samudera Pasai terdiri dari orang-orang Alim dan bijaksana, antara lain Seri Kaya Saiyid Ghiyasyuddin sebagai Perdana Menteri, Saiyid Ali bin Ali Al Maksarani sebagai Syaikul Islam dan Bawa Kayu Ali Hisamuddin Al Malabari sebagai Menteri Luar Negeri.

H.AR Djuli
Komentar

Tampilkan

Terkini