Iklan

Perlu Revolusi Untuk Kemajuan Ekonomi Aceh

Jumat, 01 Maret 2019, Maret 01, 2019 WIB Last Updated 2019-03-01T02:46:55Z


Pengusaha Makmur Budiman SE baru saja terpilih sebagai Ketua ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) Cabang Banda Aceh. Untuk memperbaiki ekonomi Aceh, Makmur mendukung visi misi gubernur saat ini untuk mengurangi tingkat kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh. Dalam program kerja kedepan pihaknya juga akan berupaya untuk bersinergi bersama dengan Pemerintah Aceh.

Lantas bagaimana pendapat Makmur yang juga Direktur Utama PT Makmur Inti Sawita tentang ekonomi Aceh saat ini. Benarkah perlu revolusi besar untuk membenahi ekonomi Aceh demi menuju Aceh Hebat ? Simak perbincangannya bersama media ini, disela-sela acara Rapat Pemilihan Ketua ISEI Banda Aceh di Auditorium BI Banda Aceh pada Rabu (20/02) lalu.

Apa yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Aceh saat ini untuk menumbuhkan ekonomi Aceh ke depan ?

Saya pikir kebijakan gubernur sekarang orientasinya kepada UKM (Usaha Kecil Menengah), sedang menginvertaris dan melihat UKM yang telah berkembang, dan akan berkembang. Di samping itu pemerintah juga serius memikirkan bagaimana cara efektifnya SKPA-SKPA, dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Barusan juga kita punya usulan, sebaiknya nanti pada saat pembahasan anggaran itu dilibatkan swasta, karena semua praktisinya ada di swasta.

Juga memberikan beberapa contoh soal di sektor perikanan, peternakan, pertanian. Jadi selama ini yang terlibat pembahasan anggaran SKPA dan DPR, mungkin lebih efektif lagi seandainya didalam pembahasan dilibatkan pihak-pihak praktisi, swasta dan ISEI, Ikatan Pertanian, Ikatan Peternakan dan lainnya.

Perlu kita garis bawahi sekarang adalah neraca perdagangan kita sangat timpang sekali. Artinya contoh kita punya anggaran 17 triliun, tapi kita pemakaian komponen lokal sangat sedikit. Termasuk contoh soal konsumsi telur, kita sekarang melakukan pembelian telur hampir mencapai 700 milyar per tahun, itukan terjadi perputaran ada di Medan tidak terjadi di Aceh.

Harapan kita nanti tumbuh pengusaha-pengusaha lokal, yang berusaha untuk membatasi defisitnya neraca perdagangan secara pelan-pelan. Contoh air mineral, sudah hampir bisa kita menggunakan produk lokal semuanya. Kita memiliki daya saing yang kuat, mungkin dibandingkan produk yang sudah memilik brand. Transportasi dari Medan menambah cost, kita air di sini murah, semua jadi murah tinggal industri botol air mineralnya.

Ada kebiasaan juga gubernur Aceh untuk Bank Aceh agar melakukan reformasi untuk membentuk divisi UKM, disini Pemda dan Gubernur sebagai pemegang saham pengendali sangat memprioritaskan untuk berkembangkannya UKM. Artinya selama ini mungkin pihak UKM juga melaporkan kepada Pemda apa saja yang terjadi kesulitan mereka.



Apakah dengan banyaknya UKM mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Aceh ?

Sangat. Peran UKM sudah saatnya mengurangi defisit perdagangan antara Aceh dengan Medan. Pelan-pelan dengan berkembangnya UKM akan mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran. Memang secara bertahap tidak bisa sim salabim dan kita kemungkinan perlu revolusi cara berpikir, perlu dirubah. Perlu kerja keras tidak boleh bermalas-malasan, karena semuanya harus dilaksanakan. Termasuk pemikiran gubernur kita, para ekonomi lemah harus diperhatikan. Nantinya kita berharap secara pelan-pelan semua yang kita inginkan bisa tercapai, dan memang harus revolusi di beberapa bidang.

Peran apa yang perlu dilakukan Bank Aceh untuk membantu UKM ?

Saya berpikir paling efektif Bank Aceh ada harapan baru berpikir untuk produktif,  dan memberdayakan UKM-UKM di Aceh. Segera lakukan invertaris keluhan-keluhan apa yang selama ini dihadapi UKM.

Banyak UKM di Aceh saat ini terkendala modal, apa yang perlu dilakukan ?

Kalau seandainya butuh modal nanti akan kita bicarakan juga dengan pihak perbankan nasional dan Bank Aceh.

Berharap kebiasaan baru dari Gubernur Aceh untuk bicarakan kesulitan-kesulitan UKM Aceh apa saja. Mudah-mudahan Gubernur Aceh juga melibatkan Bank Aceh dan bank nasional dalam rangka menyahuti kepentingan UKM di Aceh.

Gojek dan Airbnb mereka tidak punya hotel dan mobil, tapi bisa memanage hotel dan mobil seluruh dunia, sekarang semua tidak menentu yang tiba-tiba bisa muncul Gojek.

Jack Ma dari Alibaba saja dia bisa menjual durian 6 triliun setahun, padahal tidak mempunyai kebun durian, tapi dia bisa jual sebulan 500 milyar. Bisnis online juga terus berkembang, kita sibuk bangun toko, di Mangga Dua sudah online. Saya pikir tidak menentu, harus punya visi. Saat ini Pemerintah Aceh sedang mendata semua UKM untuk melakukan mapping kedepan.

Soraya

Komentar

Tampilkan

Terkini

Seputar%20Nanggroe

+