Meski Harga Kedelai Melonjak, Pengusaha Tempe di Aceh Tetap Berproduksi

Senin, 04 Januari 2021, Januari 04, 2021 WIB Last Updated 2021-01-04T11:34:22Z



Banda Aceh - Saat ini harga kacang kedelai melonjak naik, yang terjadi sejak Desember 2020. Dampaknya sejumlah perajin tempe di Banda Aceh mengaku pusing, namun tetap berproduksi karena permintaan tempe masih stabil.

Seorang pengusaha tempe yang dijumpai media ini pada Senin (04/01), Junaidi mengatakan harga kedelai mengalami peningkatan sejak bulan Desember 2020 lalu, dari sebelumnya Rp6.000 - Rp7.000 per kilogram naik menjadi Rp9.600 per kilogram. 


 "Kenaikannya luar biasa, kacang kedelainya pun susah didapat. Namun kami tetap berproduksi karena permintaan tempe stabil bahkan naik, karena ada pengusaha tempe yang mengurangi produksinya, " jelas pengusaha tempe dengan brand Azaki ini.




Agar tetap mendapatkan keuntungan tanpa menaikkan harga, Junaidi mengurangi berat kemasan tempenya, dari sebelumnya per kemasan dengan berat 400 gram menjadi 350 gram, dan pemasarannya sudah mencakup seluruh Banda Aceh.


"Kalau kita naikkan harga khawatirnya tidak laku. Rata- rata produksi tempe per hari membutuhkan 450 kilogram kedelai. Untuk pasokan kedelai dari Medan dengan harga saat ini sudah menyentuh Rp9.900 per kilogram, " ujarnya.


Dijelaskannya, usaha tempenya yang berada di Garot Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar ingin menggunakan kedelai lokal sehingga bisa berdampak ekonomi pada petani kedelai lokal, jadi tidak bergantung terus dengan kedelai impor.



Sementara itu, perajin tempe lain yang masih berada di wilayah Garot Aceh Besar, Isoh yang berasal dari Garut Jawa Barat mengaku pusing dengan melonjaknya harga kedelai, karena bingung untuk menentukan harga jual.


"Bingung sekarang, kalau kita naikkan harga takutnya tidak laku. Kami tetap produksi dengan untung semakin tipis, asal bisa bertahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, " ujar perajin tempe dengan brand Gurih ini, yang turut didampingi putrinya Gingin.




Ditambahkannya, kedelai dibelinya di Pasar Lambaro sebanyak 3 goni atau 900 kilogram per hari, dan pemasarannya di seputar wilayah Banda Aceh.


Dia berharap harga kacang kedelai bisa kembali turun dan stabil, sehingga produksinya bisa kembali meningkat seperti semula.


Soraya




Komentar

Tampilkan

Terkini