Iklan

Harapan Pengusaha Kuliner di Banda Aceh Selama Covid-19

Sabtu, 20 Maret 2021, Maret 20, 2021 WIB Last Updated 2021-03-20T06:14:34Z


Banda Aceh - Tanpa terasa sudah setahun berjalan, namun pandemi Covid-19 masih berdampak kepada ekonomi masyarakat. Sejumlah pengusaha mengeluh karena lesunya penjualan. Begitu juga dengan pengusaha kuliner di Banda Aceh, walaupun omset kembali merangkak naik sejak 2021 namun belum stabil.


Ditemui media ini pada Jumat (19/04) owner Ponten Cafe Said Emil mengatakan omsetnya kini mulai merangkak naik, seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang mulai melakukan aktivitas.


Ponten Cafe berada di kawasan Peunayong Kuliner Riverwalk sebelah Jembatan Peunayong, tepatnya di Bantaran Krueng Aceh yang telah direvitalisasi sebagai pusat kuliner.


"Waktu awal terjadinya Covid-19 usaha kafe ini baru berjalan sekitar 2 bulan, sehingga sempat tutup selama 2 minggu. Penjualan dengan sistem bungkus bawa pulang juga kurang efektif, karena masyarakat sebenarnya ingin nongkrong, " jelas pria asal Pidie ini.





Ditambahkannya, selama terjadinya pandemi sebagai pengusaha kafe dirinya mencoba terus bertahan, dan berjuang menjalankan usaha kafenya bersama dengan 14 orang karyawan. Said mulai sumringah pada tahun 2021 ini saat omsetnya mulai berjalan normal, dan terjadi peningkatan penjualan.


"Saat pandemi saya lihat Kota Banda Aceh ini tidak seperti kota-kota lain, karena di kota kita ini masih ramai, kelihatannya seperti tidak ada pandemi padahal ada. Di kafe ini kita mengimbau kepada pengunjung untuk memakai masker, jika tidak membawa masker ada  disediakan masker. Kita juga menyiapkan handsanitizer agar prokes tetap berjalan, " paparnya.


Ke depannya kita mengharapkan dapat normal kembali, kondisi kehidupan masyarakat bisa hidup tenang, dan perekonomian dapat pulih kembali. Rencananya jika ke depan semakin normal, dan kondisi mendukung kita mau tambah menu seafood di kafe ini, " demikian ujarnya.


Sementara itu pemilik Rumah Makan Lamlhom 2 Zulkarnen saat ditemui media ini pada Selasa (16/03) di Glee Genteng Aceh Besar, mengatakan adanya pandemi sangat berpengaruh pada usaha rumah makannya yang terkenal dengan sajian menu khas Aceh.







"Sangat berpengaruh pada target penjualan, jumlah pelanggan menurun drastis. Saat pandemi sempat tutup 2 minggu, penjualan sempat dilakukan dengan sistem take away home. Sebenarnya sistem ini tidak menutupi biaya operasional, dan tidak terpenuhi target penjualan karena untungnya kecil sekali, " ucap pria asal Lamlhom ini dengan panjang lebar.


Ditambahkannya, usaha rumah makan miliknya sudah berjalan selama 40 tahun, salah satu cabang pertama yang berada di Lamlhom Aceh Besar terpaksa tutup. Rumah makan tersebut dikelola abangnya yang kini telah beralih profesi. 

 

"Stok ikan paya saat ini banyak, karena penjualan sudah berkurang. Masalahnya permintaan di rumah makan sudah berkurang. Sebelum pandemi ini untuk ikan per hari menghabiskan 25 kg, tapi saat ini menurun hanya 10 kg hingga 15 kg, " ucapnya.


"Harapan bagi kami dapat normal kembali, semua aktifitas masyarakat dapat berjalan lancar, dan ekonomi masyarakat kembali normal, " demikian pungkasnya.


Soraya 


Komentar

Tampilkan

Terkini

Seputar%20Nanggroe

+