Banda Aceh - Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI) menjalin kerja sama dengan Pemerintah Aceh untuk meningkatkan
ekspor nasional. Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Eksekutif
LPEI Rijani Tirtoso secara hybrid dan Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah MT. di
Pendopo Gubernur Aceh pada Kamis (14/04). Acara tersebut disaksikan langsung
oleh Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Provinsi Aceh
Syukriah.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Aceh,
Nova Iriansyah mengharapkan, kerja sama DJKN dan LPEI layak diperkuat agar UMKM
dan koperasi segera bangkit kembali memperkuat ekonomi.
"Langkah Pemerintah mendorong UMKM
dan Koperasi di Aceh agar berorientasi kepada ekspor tentu saja sebuah
kesempatan yang tidak bisa kita lewatkan. Kita yakin, dari sekian banyak UMKM
dan koperasi yang ada di daerah ini, tidak sedikit yang mampu menghasilkan
produksi yang layak dipasarkan di tingkat internasional," kata Nova.
Menurutnya, secara nasional sektor UMKM
menyerap lebih dari 117 juta tenaga kerja. Di mana, tercatat 60,5 persen dari
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia disumbangkan oleh perusahaan UMKM.
“Karena itu, wajar jika UMKM memiliki peran penting dalam pemulihan roda
ekonomi negeri kita,” tutur Nova.
Ditambahkan, pandemi Covid-19 telah
membuat semua sektor UMKM mengalami kontraksi tinggi. Karena itu Pemerintah
Aceh sangat mendukung langkah pemerintah pusat, dalam hal ini LPEI untuk
membangkitkan kembali kontribusi UMKM dalam kehidupan ekonomi masyarakat.
“Kerja sama DJKN dan LPEI layak kita perkuat, agar UMKM dan koperasi segera
bangkit kembali memperkuat ekonomi bangsa kita,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Nova, alasan lain
Pemerintah Aceh sangat antusias mendukung langkah Pemerintah memperkuat sektor
UMKM ini, dikarenakan gerak usaha UMKM dan Koperasi di Aceh sangat dominan.
Dari data Dinas Koperasi dan UKM Aceh, disebutkan jika sampai akhir 2019
terdapat sekitar 95 ribu UMKM dan koperasi di seluruh Aceh, di mana sektor ini
menyerap hampir 85 persen tenaga kerja. Tidak heran jika kontribusi UMKM
terhadap PDRB Aceh mencapai 55,56 persen.
“Langkah pemerintah mendorong UMKM dan
Koperasi di Aceh agar berorientasi kepada ekspor tentu saja sebuah kesempatan
yang tidak bisa kita lewatkan. Kita yakin, dari sekian banyak UMKM dan koperasi
yang ada di daerah ini, tidak sedikit yang mampu menghasilkan produksi yang
layak dipasarkan di tingkat internasional. Lagi pula jaringan transportasi dari
Aceh ke luar negeri semakin terbuka, sehingga peluang melakukan aktivitas
ekspor semakin besar,” imbuh Nova.
Pemerintah Aceh berharap kiranya MoU ini
dapat segera diaplikasikan, agar pegiat UMKM dan Koperasi di Aceh siap mengatur
langkah guna merebut peluang yang ada.
“Pemerintah Aceh juga akan memberi
berbagai kemudahan bagi sektor UMKM dan koperasi untuk kelancaran usaha ekspor
ini. Dengan demikian, kerja sama ini tidak hanya bisa melahirkan eksporter baru
dari Aceh, tapi juga memperkuat misi Pemerintah Aceh untuk mengaktifkan jalur
transportasi dan gerbang ekspor yang ada dari daerah kita ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif LPEI,
Rijani Tirtoso, mengatakan LPEI/Indonesia Eximbank merupakan Special Mission
Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI.
“Kesepakatan bersama yang difasilitasi
oleh Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Aceh ini adalah bagian
dari Program Pojok SMV yang akan banyak fokus terhadap pengembangan kapasitas
industri kecil dan menengah, koperasi, serta usaha mikro kecil dan menengah
berorientasi ekspor,” ujar Rijani dalam rilisnya.
Rijani mengatakan sejumlah produk
unggulan Aceh, seperti kopi, minyak hitam, dan ikan tuna memiliki potensi
ekspor yang besar untuk ditingkatkan. Tercatat hampir 75 ribu pelaku UMKM di
Aceh yang sebagian di antaranya merupakan UMKM yang berorientasi ekspor.
Potensi tersebut akan dapat dimaksimalkan melalui program pengembangan UMKM
berorientasi ekspor LPEI, seperti Coaching Program for New Exporter (CPNE),
Business Matching Program, dan Desa Devisa.
“Kami sangat yakin bahwa potensi
komoditas ekspor di wilayah Aceh yang dikolaborasikan dengan berbagai program
LPEI dapat memacu pertumbuhan ekspor di Aceh sesuai dengan mandat kami,"
kata Rijani.
Lebih lanjut, Rijani menyampaikan bahwa
kesepakatan bersama tersebut nantinya akan menjadi payung untuk berbagai
peluang kerja sama antara LPEI dan Pemerintah Aceh sebagai upaya meningkatkan
ekspor UMKM di Aceh, baik berbentuk sosialisasi, pelatihan, maupun pertukaran
informasi.
“Kolaborasi LPEI dan Pemerintah Aceh
tentu akan menjadi langkah UMKM bangkitnya UMKM dan koperasi di Aceh sehingga
siap menjajal pasar global,” ujar Rijani.
Hadir dalam kegiatan itu Kepala Kanwil
Bea Cukai Safuadi, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Provinsi Aceh
Negara Syukriah, Kepala OJK Yusri, Deputi Perwakilan BI Aceh Amir Hamzah, Dirut
Bank Aceh Haizir Sulaiman dan Plt Dirut Bank Pembangunan Rakyat Syariah
Mustaqim, Staf Ahli Gubernur Aceh Iskandar Syukri, Anggota Forum 9 Kementerian
Keuangan, Kepala Bappeda Aceh T. Ahmad Dadek, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM
Aceh Helvizar Ibrahim, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Mohd
Tanwier, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Muhammad Iswanto, Kepala Biro Umum
Setda Aceh T. Adi Darma dan Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Syakir.
(ADV)