https://youtu.be/nZxpePbKxjI
Terbayang
tidak jika suatu ketika ngopi bareng-bareng
di taman atau lapangan yang luas? Asyik bukan, pasti asyiklah, menikmati secangkir
kopi dengan aromanya yang harum. Apalagi kalau ditemani oleh orang-orang tersayang,
pasti bikin happy suasananya.
Nah
ini pemerintah kota Banda Aceh menggelar Festival Kopi tahun 2022 di Taman
Bustanul Salatin. Atau yang dulunya dikenal dengan Taman Sari, sebuah taman
yang sudah didekor sangat indah pada masa Wali Kota Illiza Sa'aduddin Djamal, dengan fasilitas cukup lengkap. Mulai dari
panggung, hall, mushalla, toilet, parkir yang luas, juga sebuah taman dari
berbagai bunga indah memanjakan mata penikmatnya.
Festival
selama dua hari itu diikuti oleh berbagai stand pebisnis kopi, dengan berbagai
sajian kopi yang berbeda. Berbeda pula harga yang di bandrol, misalnya pada
stand Cheek Yuke harga segelas kopi cukup 5 ribu Rupiah, harga yang tentu
tidak membuat bolong kantong anda.
Namun
ada yang membandrol harga kopi senilai Rp 20 ribu dengan sajian kopi Arabica. Anda tinggal memilih mau
minum kopi Robusta yang disajikan dengan saring tradisional, ataukah kopi
Arabica yang diproses dengan mesin pengolah kopi. Semua tergantung Anda, so pasti
sesuai isi kantong dan selera Anda.
Pada
Stand kopi juga menyediakan bubuk kopi kemasan, dari kopi Arabica dan Robusta
dalam berbagai ukuran berat. Bagi Anda yang ingin minum kopi di rumah, ya….
tinggal pilih kopi kemasan ini, tinggal diseduh aja, gak ribet kan.
Yang
pasti Festival kopi 2022 menghadirkan berbagai cita rasa kopi,
dari kopi Arabica Gayo hingga kopi Lamno dan Tangse yang didominasi Robusta. Selera penikmat yang berbeda akan dipenuhi oleh kehadiran berbagai cita rasa
kopi dari stand berbeda. Dari mulai sajian kopi tradisional hingga untuk
penikmat milenial.
Aceh
memang dikenal sebagai lumbung kopi dunia, memiliki lahan kopi terluas di Asia. Dengan kualitas nomor tiga dunia setelah kopi Kalimanjaro, Kopi Arabica Aceh diinformasikan juga menjadi
bahan racikan gerai kopi ternama dunia Starbuck. Jadi jangan heran ketika anda
menikmati suguhan kopi starbuck, rasanya kok mirip kopi Cut Zein ya!
Penikmat
kopi Aceh juga merupakan penikmat fanatik. Tanpa merasakan suguhan kopi
melewati kerongkongan mereka, orang Aceh akan merasakan kondisi tubuh yang
kurang stamina. Jadi kopi bagi orang Aceh bukan hanya sebagai minuman, tetapi
juga pembangkit stamina dan penambah gairah untuk beraktivitas.
Makanya
tak heran warung kopi di Aceh buka sampai larut malam dan dini hari. Bahkan ada
warung kopi yang tidak pernah tutup siang dan malam. Begitulah Aceh, negerinya para penikmat kopi. Mereka nongkrong seharian di sana. Bukan hanya untuk ngopi tetapi juga melakukan transaksi bisnis dan berbagai
kegiatan lainnya.
Tarmizi Alhagu