https://youtu.be/834IkzwkI50?list=TLPQMTYwNzIwMjIR7evxiSUQX
Banda Aceh - Seorang putri bangsawan Aceh sudah setahun hidup
menggelandang dengan membawa seorang
bayi dan anak balita. Dia sempat hidup di taman dekat Jembatan
Peunayong. Tidur dalam sebuah becak yang
ditutupi dengan plastik pada malam hari, sementara bayinya ditidurkan dalam ayunan
yang terbuat dari kain sarung tergantung di atas bara-bara sebuah bangunan.
Putri bangsawan yang berasal dari
Panga, Aceh Jaya itu bernama Cut Maria Ulfa. Dia mengalami nasib tragis setelah
suaminya masuk penjara akibat berselisih dengan pawang kapal ikan. “Suami saya tanya
kenapa gajinya sudah dua bulan tidak dibayar?, " sebutnya.
Sebelumnya putri bangsawan dari Negeri Meureuhom Daya itu tinggal di lorong satu di Kampung Jawa, Banda Aceh. Rumahnya berdekatan
dengan seorang Anggota DPR Kota Banda Aceh dari Partai Demokrat bernama Tgk. Januar Hasan.
Karena tidak sanggup membayar
sewa kemudian dia harus hidup menggelandang, dari satu tempat ke tempat lainnya. Semula Cut masih bisa tidur di dalam becak, namun sekarang sudah diambil kembali
oleh pemiliknya, karena dia tidak sanggup menyetor sewa.
Terakhir dia terdampar tidur
bersama kedua anaknya di lantai bangunan kuliner Peunayong, di tepi kali Krueng
Aceh, yang dibangun pada masa Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman. Tanpa alas
tikar dan apapun, Cut Maria Ulfa tidur apa adanya. Putrinya yang berusia sekitar
4 tahun tidur pada sebuah bantal, sementara bayinya yang kini sudah berusia
sekitar dua tahun sudah dapat berlari di lantai bangunan kuliner.
Dia mengatakan tidak mendapat
bantuan dari Baitul Maal, demikian juga dari Anggota DPR Kota Banda Aceh
Tgk Januar Hasan yang bertetangga dengannya. Tragisnya Cut Maria juga tidak bisa mendapatkan bantuan pemerintah akibat
KTP nya hilang. “Dompet saya dicuri saat saya ke kamar mandi, " ungkapnya.
Sehari-hari putri bangsawan dari Aceh Jaya itu mengatakan mencari rezeki di TPI Lampulo. Dari sanalah dia menghidupi
dirinya bersama kedua anak balitanya.
Tarmizi Alhagu