Iklan

Cut Huzaimah " Kekurangan Air Masalah Besar Untuk Petani Aceh Di Masa Depan."

Rabu, 14 September 2022, September 14, 2022 WIB Last Updated 2022-09-18T12:38:56Z

 

 

Kadis Pertanian Dan Perkebunan Aceh
Ir Cut Huzaimah

 

Banda Aceh- Petaka besar terhadap pertanian tidak dapat dihindari di masa depan. Terutama akan dialami oleh  petani padi yang harus menghadapi masalah kekeringan dipenghujung musim kemarau, akibat semakin kecilnya debit air akan berpengaruh besar pada penurunan produksi padi.

 

Demikian disampaikan Kadis Pertanian Dan Perkebunan Aceh Ir Cut Huzaimah, dia sangat merasa khawatir,  karena persoalan air ini memicu pertikaian antar petani, seperti yang terjadi di kawasan Pidie saat pembagian air. Pertikaian serupa juga terjadi di Aceh Besar ketika petani berebut air dipenghujung musim kemarau.

 

Masalah air ini kata Cut Huzaimah tidak memiliki jalan keluar, setiap penghujung musim kemarau air yang dibutuhkan oleh petani padi selalu tidak mencukupi. Disanalah Keujruen Blang harus bijak  membagi air secara merata, kata dia.

 

Menurut Cut Huzaimah penurunan debit air yang tajam sangat berhubungan dengan berkurangnya kawasan hutan di pegunungan. Penebangan kayu yang berlebihan itu memicu berkurangnya air dimusim kemarau, ujar wanita yang memiliki paras cantik ini.


https://youtu.be/XQVLJcATpfg

 

Belanda Punya Solusi.

Pemerintah Belanda memiliki pola mumpuni dalam mengatasi masalah air untuk pertanian mereka. Negeri yang tidak memiliki pegunungan, apalagi kawasan hutan seperti di negeri tropis ini,  membuat kawasan hutan sendiri  justru diantara persawahan mereka.

 

Di negeri kincir angin itu pohon ditanam dalam sebuah areal luas ditengah-tengah sawah. Pola seperti ini  terjadi di seluruh negeri Holland, sehingga kalau dilihat dari kejauhan, hutan-hutan buatan terlihat seperti pulau di antara hamparan sawah. 


Ongkos Produksi Tinggi 

Besarnya ongkos produksi hampir mencapai separuh dari hasil  panen, namun bila dihitung lagi dengan ongkos kerja petani dalam menggarap sawah, keuntungan itu hampir tidak didapat, ujar seorang petani di Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar.


Terhadap persoalan itu kata Cut Huzaimah, petani Aceh harus merubah pola tanam kearah yang benar. Seperti penggarapan sawah pasca panen, mereka harus menggunakan MH 11 yang diproduksi oleh pelajar dari SMK Sare dalam mengolah sawah, “ unsur hara sawah itu telah terikat zat besi,” kata dia.

 

Cut Huzaimah juga menyarankan agar petani tidak bergantung pada pupuk kimia, pupuk organik  justru bisa meningkatkan produksi padi  lebih tinggi. Seperti yang dilakukan petani di Kabupaten Pidie, mereka berhasil meningkatkan hasil panen dari 7 ton menjadi 9 ton, ujar Kadis Pertanian itu.

 

Tarmizi Alhagu

Komentar

Tampilkan

Terkini