Upaya Peningkatkan laju ekspor, Disperindag Bahas Permasalahan Yang Dialamai Eksportir

Rabu, 14 September 2022, September 14, 2022 WIB Last Updated 2022-11-23T02:17:54Z

 



Banda Aceh - Dinas Perindustrain dan Perdagangan (Disperindag) Aceh membahasas upaya peningkatkan laju ekspor di Aceh. Langkah itu upaya mengoptimalkan sekaligus penanganan dan mencari solusi yang baik, untuk menjawab semua persoalan yang terjadi di Aceh


Kepala Ir. Mohd Tanwier menyebutkan, dalam rangka mendukung optimalisasi pengelolaan ekspor di daerah, perlu adanya upaya penanganan permasalahan perdagangan luar negeri di daerah. 


“Itu sebab, perlu dilaksanakannya kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Pengelolaan Ekspor di Daerah yang bertujuan agar para pelaku usaha dan aparatur memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai tata kelola ekspor sehingga kegiatan ekspor dapat tercapai secara maksimal serta mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada pelaksanaan ekspor di daerah,” kata Kepala Disperindag, Senin, (12/9/2022)



Dia menyebutkan, Aceh merupakan salah satu provinsi yang kaya akan sumber daya alamnya seperti pertambangan, pertanian, perkebunan dan perikanan. Sementara perkembangan kinerja ekspor non migas Provinsi Aceh dalam dua tahun terakhir, dapat kita lihat dari perkembangan nilai ekspor Aceh pada tahun 2021 sebesar  502.956.835 USD atau meningkat sebesar 67,42% dibandingkan dengan tahun 2020 dengan nilai ekspor sebesar 300.417.274 USD. 


“Negara tujuan utama yaitu India, Thailand, Amerika Serikat, Tiongkok dan Vietnam,” jelanya.


Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan komoditi yang dihasilkan di Aceh diekspor melalui daerah lain dan oleh pengusaha luar daerah antara lain sarana dan prasarana pelabuhan yang belum memadai, belum adanya pelayaran reguler, kontinuitas produksi yang belum optimal dan mutu barang ekspor yang sebagian belum sesuai dengan standar. 



“Persoalan ini membutuhkan pemikiran dari berbagai pihak/stakeholder agar diperoleh solusi yang bermanfaat bagi semua pihak,” paparnya lagi. 


Perlu diketahui, pemerintah, dunia usaha dan stakeholder lainnya perlu berkoordinasi dalam pengelolaan ekspor di daerah baik tentang kebijakan perdagangan luar negeri, maupun prosedur ekspor untuk membahas permasalahan yang timbul dilapangan agar cepat terselesaikan. Untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha terkait dengan Pengelolaan Ekspor di daerah. 


“Agar Pemerintah pusat maupun daerah, dunia usaha dan stakeholder lainnya perlu berkoordinasi dalam pengelolaan ekspor di daerah untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang mungkin terjadi,” ungkap Mohd Tantawier.


Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan acara ini sebagai ajang yang tidak saja untuk menyerap ilmu dan memperoleh informasi tetapi juga untuk saling bertukar pikiran dengan stakeholder yang terlibat dalam kegiatan ekspor. 


“Kami dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada narasumber dan  pelaku usaha yang telah berkenan hadir dalam acara ini,” 


Provinsi Aceh dianugrahi dengan melimpahnya keanekaragaman komoditas Aceh antara lain seperti Logam hasil tambang, mineral, kopi,Pinang, kelapa sawit, minyak nilam, ikan tuna dan lain-lain. 


“Namun Kelimpahan keanekaragaman komoditas Aceh belum sepenuhnya mampu dimanfaatkan oleh masyarakat Aceh untuk meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya lagi.


Sambung Tantawier, komoditas Aceh memiliki peranan sangat strategis dalam memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat Aceh, komoditas Aceh harus dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan perekonomian Aceh, untuk mencapai tujuan tersebut, 


“Maka pemanfaatan dan pengelolaan komoditas Aceh harus dilaksanakan secara terencana, terpadu dan komprehensif dengan mempertimbangkan semua aspek yang berkaitan dari hulu ke hilir,” tegas Kadis Perindag Aceh..


Upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional, pemerintah gencar mendorong  ekspor melalui komoditas unggulan daerah. Untuk mengakselerasi hal tersebut, telah dilakukan berbagai upaya untuk menggali potensi terkait komoditi unggulan daerah yang dapat disinergikan dengan program prioritas Pemerintah dalam rangka mendorong ekspor.


“Pemerintah Aceh terus berperan aktif untuk melakukan pemberdayaan dan peningkatan budidaya produsen baik secara kuantitas maupun kualitas, meningkatkan produksi olahan hasil komoditas Aceh dan memperluas pangsa pasar komoditas Aceh ke pasar global,” ungkapnya lagi.


Tambah Kadis Perindag, mengingat potensi komoditas Aceh sangat besar, sementara permintaan komoditas  Aceh tersebut terus meningkat seiring dengan membaiknya perekonomian dunia karena wabah covid 19, maka komoditas tersebut dapat menjadi unggulan guna menunjang kemajuan pembangunan ekonomi masyarakat Aceh khususnya dan Provinsi Aceh salah satu diantara provinsi lain menjadi penunjang pemasukan devisa Negara Indonesia.


“Untuk mengetahui kondisi terkini kendala dan permasalahan apa yang terjadi khususnya pada bidang perdagangan luar negeri perlu dilakukan Rapat Koordinasi Teknis pengelolaan ekspor di daerah antar stakeholder dengan melibatkan para pelaku usaha sehingga diperoleh informasi yang lengkap terkait pelaksanaan kebijakan perdagangan luar negeri di Aceh,” urainya, Kadis Perindag Aceh. 


Kami juga mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah bekerja maksimal untuk kesuksesan acara. Hal ini merupakan suatu indikator bahwa saudara-saudara sebagai stakeholder di Aceh, turut dan ikut serta dalam pembangunan perekonomian daerah, Pungkasnya. 


Adventorial

Komentar

Tampilkan

Terkini