Tgk. H. Faisal. M. Ali, S.Sos.I : Semua Aktifitas Ibadah

Rabu, 04 Juli 2018, Juli 04, 2018 WIB Last Updated 2018-07-04T15:37:35Z

Keseriusannya belajar di Pondok Pesantren diiringi hobinya berorganisasi telah mengantarkannya menduduki jabatan-jabatan penting di Provinsi yang dijuluki “Serambi Mekkah” ini. Buktinya dia kini menjabat Wakil Ketua MPU Aceh, Ketua PW NU Aceh, Staf Ahli Komisi E DPRA Provinsi Aceh, Tahun 2009- Sekarang dan Ketua BWI Aceh 2015-sekarang.

Dia adalah Tgk. H. Faisal. M. Ali, S.Sos.I  putra pasangan M. Ali Daud dengan Rusni Yunus yang lahir di Janguet, Lamno - Aceh Jaya, 7 Januari 1968.  Faisal tidak asing lagi bagi kalangan wartawan di Banda Aceh, karena keterbukaannya diwawancarai jurnalis media cetak,elektronik dan Media Online kapan saja dan paling berani mengeluarkan statemen atas dasar kebenaran.

Ketika Tabloid Molem mewawacarainya Rabu (7/12/2016), Faisal Ali yang juga Pimpinan Pesantren Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Sibreh, Aceh Besar ini sedang di Bandara Lasikin, Kabupaten Simeulue dalam perjalanan kembali ke Banda Aceh dari tugas dinas di Simeulue.

Meski hanya tinggal hitungan menit menunggu naik pesawat, Abu Sibreh, sapaan kehormatan dari santrinya di dayah, H Faisal Ali dengan lancar mengisahkan sekelumit kisah hidupnya menjawab Tabloid Moslem.

Saya lahirnya di Lamno, kemudian belajar di Pesantren MUDI Samalanga 15 tahun, di sana. Susudah itu melangkah ke Banda Aceh untuk ikut aksi teman-teman dari mahasiswa, jadi aktifis di Banda Aceh

“ Disamping aktifis kita juga punya rencana membuat Pesantren, maka kita buat pesantren, terlibat Referendum 1999, terlibat pembentukan Rabithah Thaliban, terlibat pembentukan SIRA dan pembentukan Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Aceh”, papar H Faisal suami dari Erma Suryani S.Tp, juga ayah dari Muhammad Ihlal Fikri, Muhammad Iswa Fikri dan Muhammad Irsa Fikri ini.

Alumni, S1 STAI AL-AZIZIYAH Samalanga ini sejak sekolah SD Alue Mie, Lamno Aceh Jaya, MTsN Lamno, terus melanjutkan ke LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga, Bireuen hingga jadi sarjana S1 STAI AL-AZIZIYAH Samalanga, telah kenyang pengalaman menjadi ketua atau sekretaris berbagai organiasi kepemudaan dan keagamaan.

Kepiawiannya dalam bergaul dengan segudang pengalamannya jadi santri dayah, Lem Faisal,sapaan akrab teman-temannya, mendapat kepercayaan memimpin belasan organiasi. Kini Hasil Faisal sebagai Pimpinan Pesantren Mahyal Ulum Al-Aziziyah di Sibreh, Aceh Besar, Wakil Ketua MPU Provinsi Aceh,  Ketua Nahdlatul Ulama Aceh, Tahun 2010-sekarang,  Staf Ahli Komisi E DPRA Provinsi Aceh, Tahun 2009- Sekarang dan Ketua BWI Aceh 2015-sekarang.

Sebelumnya Abu Sibreh pernah menjabat  Ketua Ikatan Santri Kec. Lamno Jaya. Tahun 1991-1993; Ketua Ikatan santri Mudi Mesra Aceh Barat Selatan. Tahun 1992-1998, Ketua Koperasi Al-Barkah Samalanga. Tahun 1994-1998, Sekretasis Umum Pesantren Mudi Mesra Samalanga. Tahun 1994-1998, Wakil Sekretraris Rabithah Alumni Pesantren Mudi Mesra Tahun 1994 ,Ketua Nadhiriyah Rabithah Thaliban. Tahun 1999-2000; Sekretaris Himpunan Ulama Dayah Aceh. Tahun 2007- 2014, Wakil Ketua Pembina Forum Komunikasi Ulama Aceh Besar,- Ketua Umum Rabithah Thaliban Aceh. Tahun 2003-2007.

Menjawab  Tabloid Moslem tentang perinsip hidupnya, Lem Faisal menyikapi hidup dengan sederhana. Dikatakannya, kalau perinsip hidup,  kita semua menganggap bahwa apapun itu kita anggap penting,jadi dengan begitu kita akan bekerja masimal , maka kita akan bekerja dengan sepenuh hati dalam konteks ibadah

“Jadi perinsip hidup itu perinsip ibadah, tidak ada kesempatan yang tidak dalam konteks ibadah. Makanya kita pergi kemana-mana ibadah, bawa anak-anak ibadah, membantu orang juga ibadah, mengajar juga ibadah, silaturrahmi dengan teman-teman juga ibadah’, tandas abu Faisal.

Makanya saya , tambah  Lem Faisal ,  perinsip hidup itu adalah melihat kepentingan saya pada orang bukan kepentingan orang orang yang saya lihat, tapi kepentngan saya ada pada orang, makanya saya datang menemuin orang, walaupun itu keperluannya untuk saya.

 “Karenanya saya melihat bahwa saya penting pada orang bukan kepentingan orang pada saya, ada kepetingan saya pada orang’, ulasnya.

Meski perawakan H Faisal sederhana dan bersahaya, ternyata jam terbangnya ikut peletihan internasional juga patut dikagumi rekan aktifisnya. Buktinya beberapa kegiatan telah diikuti Abu Sibreh yaitu  Seminar Penyelesaian konflik Aceh,(Washington) 2001,  Shortcovrse Insist di Amerika (Masshashuset) Tahun 2003,  Shortcovrse Bidang Ekonomi alternatif (Thailan) Tahun 2005, Studi Banding Administrasi kependudukan ke Manila Tahun 2007, Seminar HIV AIDS Asia Pasific, Kuta Bali Tahun 2009, Seminar Internasional Konflik Afganistan , Jakarta Tahun 2010 dan Study Banding Pendidikan pra Nikah, Malaysia, Tahun 2010.

Begitulah kisah H Faisal Ali yang  kini tinggal Kompleks Pesantren Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Jln. Banda Aceh Medan, Km. 17, 2. Desa Dilib BuktI, Kec. Sukamakmur, Kab. Aceh besar yang terkesan sangat familiar jika  bertemu dan bercakap-cakap dengannya.

Kasmanudin
Komentar

Tampilkan

Terkini

Seputar%20Nanggroe

+