Iklan

Lengser Dari Bupati “Adun Mukhlis Enjoy dikandang Sapi”

Jumat, 16 Juli 2021, Juli 16, 2021 WIB Last Updated 2021-07-18T08:43:21Z

 https://youtu.be/WrY_kZ0X7S0





Barisan bukit bukit berjajar disepanjang jalan, disisi kanan terlihat berlapis lapis rumput tebal menghijau,  bersusun  menempel dibadan bukit, dari kejauhan mengesankan rumput tebal itu bagai permadani yang menghias setiap undakan bukit.

 

Begitulah panorama perbukitan Samahani, tempat para peternak sapi menanam rumput untuk pakan ternak mereka, rumput itu sangat tebal dengan warna hijau cerah, dari dekat terlihat bagai sayuran dikebun petani.

 

Disanalah seorang mantan Bupati Muchlis Basyah yang kerap disapa Adun Muklis menghabiskan hari-harinya, lelaki paruh paya itu membuka sebuah peternakan sapi disebuah kebun seluas tiga hektar.

 

              Adun Muklis dirumahnya Samahani


Muklis membuat tiga kandang besar untuk sapi-sapi miliknya, yang mampu menampung sekitar 150 ekor sapi dewasa, tetapi saat kami datang sapi dikandang mantan bupati itu hanya 34 ekor lagi, selebihnya sudah dipindahkan kelokasi pembibitan dikawasan Seulimum.

 

Dua orang pekerja terlihat sedang merawat sapi dikandang, mereka memperlihatkan kepada kami seekor sapi jantan yang sangat besar, “sapi ini beratnya 900 kg, persilangan dari sapi Limousine dan Sapi Simental, ukurannya sudah terlalu besar, tidak bisa lagi dipasangkan untuk kawin dengan sapi lain, rencananya sapi ini mau dijual .” kata mereka.

 https://youtu.be/UCSao-IbrdE


Sapi blasteran limousine dengan simental seberat 900 kg.



Sebuah kandang besar lainnya menampung sapi jenis Angus, jenis sapi peranakan dari Australia, hampir semua sapi dikandang Adun Muklis dari jenis sapi unggul, berasal dari berbagai negara.

 


Untuk pemberian pakan, Muklis memberikan mereka makanan  rumput jenis bh dan king grase, yang dibudidaya pada 20 ha lahan miliknya, rumput itu ditanam diperbukitan sepanjang jalan menuju kandang sapi,  didesa Lam Ara Engking, sebuah lokasi yang menuju kandang sapi mantan Bupati Aceh Besar itu.

 

Menurut pekerja yang membantu dipeternakan, sudah ratusan sapi dijual dari kandang itu, dikatakannya, Muklis sudah membangun kandang sapi sejak tahun 2009 dilokasi sekarang, dia juga membawa jenis rumput unggul untuk dibudidaya.

 

Usia SMP sudah Pelihara Sapi.

 

Mukhlis Basyah sendiri mengaku sudah memelihara sapi sejak usia SMP,  saat menduduki jabatan Bupati Aceh Besar dia memfokuskan pembangunan peternakan jenis sapi, beberapa expo peternakan dilakukan di Aceh Besar kala itu, beberapa kali Aceh Besar menyabet juara untuk Aceh.

 

Budidaya sapi yang dilakukan Muklis tergolong agak modern, dia memiliki kandang yang bersih dengan lantai bersemen, kandangnya disekat untuk beberapa ekor sapi, didepan sekatan kandang dibuat tempat untuk makanan sapi, ditambah sebuah tempat minum terpisah.

 

Dari budidaya itu setiap tahun Muklis dapat meningkatkan berat sapi sekitar 35 persen dari berat tubuh, dia mengurus sapinnya dengan sangat teliti untuk mencapai pertambahan berat seperti itu, dengan menjaga sapi tetap sehat, memberikan vitamin dan menghindari sapi dari bakteri.

 

Jika sudah cukup besar sapi dikandang Muklis dijual dengan harga Rp.55 ribu/kg bruto,  dipilihnya penjualan pola itu agar pemilik sapi dan penjual tidak ada yang dirugikan, ujar dia, daripada jenis penjualan dengan menaksir harga perekor sapi, yang berkemungkinan ada yang bakal dirugikan.

 

Selain melakukan penggemukan sapi, Adun Mukhlis juga melakukan pembibitan sapi, dia memiliki 50 ekor indukan yang kini sudah beranak 43 ekor, semua sapi itu dibudidaya dilokasi kandang Seulimum.

 

Dia juga pernah memiliki 4 ekor sapi perah, namun hasil perahan susunya sangat minim, bila ditempat asal sapi perah itu bisa mendapat 25 kg susu, sapi yang diperah Muklis hanya mendapat 15 kg susu, “sepertinya iklim di Samahani tidak cocok untuk budidaya sapi susu, mungkin di Sare atau Gayo lebih cocok,” kata Adun Muklis.


Adun Munkhlis Himbau Pemerintah.

 

Dia juga punya permintaan kepada pemerintah, supaya melakukan pembinaan kepada peternak sapi, memberikan bantuan pengobatan untuk sapi, juga memberikan inseminasil untuk induk sapi, “pemerintah kan selalu ada alokasi anggaran,” seharusnya pemerintah melakukan distribusi kepada masyarakat, dengan adanya petugas-petugas dilapangan, “ selama ini kehadiran pemerintah seperti tidak ada, peternak berjalan sendiri,” kata dia.

 

“Saya mengharapkan pemerintah memberikan cara peternakan modern, selama ini sapi kawin secara alami, kawin sesama jenis induk dengan anaknya, sehingga semakin lama sapi itu semakin kerdil, tetapi bila dikawinkan dengan sapi lain yang lebih unggul, saya yakin sapinya akan lebih besar, walaupun sapi Aceh dikawinkan dengan sapi lain, dia akan lebih besar.”

 

“ Ternak memang banyak di Aceh, tetapi pada hari-hari H kita harus ketergantungan ke Medan, karena sapi kita tidak bisa dijual, karena kalau orang punya sapi dikandang, seharusnya dia punya target, setahun setengah dari anakan, dia sudah bisa dijual, “

 

“Tetapi sapi kita tidak, sudah empat tahun belum bisa dijual, gak cukup kapasitas dagingnya, kecil begitu,” maksudnya harus terlibat pemerintah untuk memberikan pendidikan yang mumpuni kepada masyarakat, kata Adun.

 

 

Tarmizi Alhagu.

Komentar

Tampilkan

Terkini

Seputar%20Nanggroe

+