Asisten Pemerintahan dan Keistimewaan Sekda Aceh, Dr. M. Jafar, SH, M.Hum, saat menyampaikan sambutan Gubernur Aceh sekaligus membuka Musyawarah Provinsi (Muprof) VII Kadin Aceh, di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Senin, (27/6/2022).
Banda
Aceh – KADIN merupakan organisasi
yang mewadahi para pengusaha Indonesia, sekaligus mitra strategis Pemerintah
dalam mendorong pergerakan dunia usaha di Indonesia.
Dengan peran tersebut, KADIN memiliki tanggung jawab untuk mendorong perbaikan
iklim investasi di Tanah Air.
Hal
tersebut disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Keistimewaan Sekda Aceh M
Jafar, saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Aceh, pada Musyawarah
Provinsi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh yang ke-7 Tahun 2022, di Anjong
Mon Mata Komplek Meuligoe Gubernur Aceh, Senin (27/6/2022) malam.
“KADIN
merupakan mitra strategis Pemerintah dalam mendorong pergerakan dunia usaha di
Indonesia. Oleh karena itu, KADIN dituntut untuk dapat responsif terhadap
dinamika yang berkembang di masyarakat, agar setiap gerak pembangunan dapat
kita optimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar M Jafar.
M
Jafar menambahkan, untuk memperkuat peran ini, para pengusaha nasional sangat
dianjurkan bergabung dalam keanggotaan KADIN, sebagaimana diatur dalam Keppres
Nomor 17 Tahun 2010 tentang AD/ART KADIN. Dengan bergabung di dalam wadah ini,
pemberdayaan ekonomi masyarakat tentu dapat lebih ditingkatkan, sehingga dunia
usaha nasional memiliki daya saing yang lebih tinggi.
“Salah
satu isu penting perlu mendapat perhatian KADIN adalah penguatan usaha lokal,
khususnya sektor UKM dan UMKM. Sektor ini wajib kita perkuat bersama, sebab UKM
dan UMKM sangat berperan mendukung pergerakan ekonomi daerah,” kata M Jafar.
M
Jafar menegaskan, dengan berlakunya sistem perdagangan bebas dewasa ini, dunia
usaha lokal dihadapkan dengan persaingan yang kian ketat. Kondisi ini
diperparah lagi dengan ancaman wabah Covid-19 yang sempat membuat ekonomi
global porak-poranda. Tidak sedikit pegiat UKM dan UMKM yang gulung tikar.
Begitu juga dengan kondisi Aceh.
“Belajar
dari pengalaman ini, jelas sekali bahwa penguatan terhadap pengusaha lokal
harus kita tingkatkan. KADIN sebagai pengayom para pengusaha dituntut dapat
menjalankan perannya dalam rangka mendukung pengusaha lokal untuk mampu
bersaing di tingkat global. Dengan demikian pelaku usaha di daerah tetap bisa
bertahan meski krisis ekonomi terus menekan dari segala arah,” kata M Jafar
M
Jafar mengungkapkan, dalam beberapa tahun belakangan ini Pemerintah Aceh terus
mendorong berkembangnya investasi di Bumi Serambi Mekah, terutama seiring
dengan hadirnya kawasan ekonomi khusus, serta bangkitnya berbagai sektor usaha
lain di berbagai daerah.
“Dalam
hal ini, Peran KADIN Aceh sangat strategis sebagai mitra Pemerintah Daerah
dalam merangkul lebih banyak kalangan pengusaha untuk mau menanamkan modalnya
di Aceh. Guna menjalankan misi itu, tentunya posisi KADIN harus lebih
diperkuat. Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperkuat di tubuh organisasi
Kadin Aceh ini, yakni Penguatan Internal, penguatan Eksternal dan penguatan
Profesional,” lanjut M Jafar.
Untuk
penguatan internal, sambung M Jafar, KADIN Aceh perlu terus melakukan pembinaan
terhadap anggotanya agar memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai standar
yang telah ditentukan. Dengan begitu, KADIN mampu menciptakan iklim usaha yang
sehat dengan mengedepankan kepentingan daerah.
Sedangkan
untuk penguatan eksternal, KADIN Aceh harus aktif melakukan pembinaan terhadap
pengusaha lokal dalam hal soft-skill dan kemampuan memperluas pasar. Perhatian
bagi pengusaha pemula harus diprioritaskan guna mendorong lahirnya lebih banyak
para saudagar muda di Aceh. Dengan demikian peran swasta dalam gerak
pembangunan di Aceh akan lebih meningkat.
“Ke
depan kita berharap, denyut ekonomi Aceh dapat lebih banyak dikendalikan sektor
swasta, sehingga ketergantungan terhadap APBA/APBK dapat dikurangi,” imbuh M
Jafar.
Terkait
Penguatan profesional, Pemerintah Aceh optimis, KADIN Aceh mampu menjalin
kemitraan dengan berbagai penggerak ekonomi lainnya. Termasuk kemitraan dengan
Perbankan, Pemerintah Kab/kota dan juga lembaga investasi internasional. Dalam
penyusunan program, KADIN Aceh diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan
program pembangunan daerah, sehingga keduanya bisa saling bersinergi guna
memberi daya ungkit yang lebih ampuh bagi ekonomi masyarakat.
“Untuk
dapat menjalankan program organisasi yang efektif, pengurus KADIN Aceh mutlak
harus kompak. Untuk itu, pada kesempatan ini saya mengajak keluarga besar KADIN
Aceh agar dapat menjadikan musyawarah ini sebagai momen untuk memperkuat
soliditas organisasi. Melalui forum ini pula, kita bulatkan tekad untuk melihat
ke depan agar pengembangan dunia usaha di Aceh berjalan semakin baik,” ujar M
Jafar.
“Selamat
melaksanakan musyawarah. Semoga perjuangan kita meningkatkan gairah dunia usaha
di Aceh mendapat ridha dari Allah. Akhirnya, dengan mengucapkan
Bismillahirrahmanirrahim, Musyawarah Provinsi ke-7 Kadin Aceh tahun 2022 dengan
ini resmi saya nyatakan dibuka,” pungkas M Jafar.
Ketua
KADIN Indonesia Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi Aceh
Sementara
itu, Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid, dalam sambutannya mengapresiasi
pertumbuhan ekonomi Aceh yang meningkat cukup baik di tahun 2021, bahkan
menjadi yang tertinggi di Sumatera.
“Pertumbuhan
ekonomi Aceh di tahun 2021 mencapai 7 persen lebih. Ini merupakan yang
tertinggi di Sumatera. Investasi yang masuk ke Aceh di tahun 2021 juga mengalami
peningkatan yang sangat signifikan, mencapai 200 persen. Ini hebat, namun
jangan cepat berpuas diri, harus terus ditingkatkan,” kata Arsjad.
Arsjad
juga mengajak kalangan dunia usaha untuk benar-benar bersiap menghadapi era
digital, dengan selalu meningkatkan kapasitas dan kemampuan diri dalam
menghadapi era ini.
Dalam
sambutannya, Arsjad Rasjid juga mengajak seluruh saudagar Aceh untuk bergabung
dalam organisasi ini, karena KADIN adalah rumah bagi saudagar Aceh.
“KADIN
adalah rumah bagi saudagar Aceh, baik yang besar maupun yang kecil, semua mari
berhimpun di KADIN. Dalam kesempatan ini, kami juga menyampaikan terima kasih
kepada Pak Gubernur dan Forkopimda Aceh atas dukungannya terhadap Muprov VII
KADIN Aceh,” ujar Arsjad Rasjid.
“Saya
berharap ke depan KADIN Aceh lebih tangguh. Kontestasi ini anggap saja sebagai
sebuah prosesi memilih ketua kelas, karena yang terpenting adalah apa program
yang akan kita rumuskan dan jalankan. Ingat, bertanding untuk bersanding. Kita
harus bersatu karena ujung dari kontestasi ini adalah demi kesejahteraan rakyat,”
pungkas Arsjad berpesan.
Red