https://youtu.be/oZuYA4PIEH0 |
Banda Aceh - Memiliki produksi kotoran 50.000 ekor ayam petelur,
ternyata Dinas Peternakan Aceh belum mampu mengolahnya menjadi pupuk. “Kotoran
itu tidak bisa dikeringkan, kita belum punya anggaran untuk penanganan limbah," kata Kepala BLUD Yessy Fandipa, MM, Selasa, (04/04), di Banda Aceh.
Yessy Fandipa tidak menjawab
ketika ditanya kemana mereka membawa hasil produksi kotoran sebanyak itu. Dia
juga tidak menjawab berapa banyak hasil kotoran ayam dari UPTD ayam petelur
sehari, meski pesan Whatsapp telah dikirim kepadanya.
Persoalan kotoran unggas sering
membawa persoalan antara peternak dan masyarakat di Aceh. Di beberapa lokasi
peternakan ayam pedaging di Aceh Besar, sering membuat konflik antara warga
setempat dengan pengusaha peternakan ayam.
Warga umumnya mengeluhkan banyak
lalat masuk ke hunian mereka. Terutama
pengusaha kuliner yang kewalahan menangani ribuan lalat yang menyerbu
warung mereka, seperti dikeluhkan warga Leupung dan Ujong Pancu beberapa waktu
lalu.
Di Desa Meunasah Uke Kecamatan
Geulumpang Baro Kabupaten Pidie, kotoran ternak yang berasal dari budidaya ayam pedaging, menimbun dan menutupi bekas-bekas kolam ikan. Ada banyak peternakan ayam di Meunasah Uke yang aroma baunya menyengat hingga
ratusan meter dari lokasi.
Persoalan kotoran ternak telah
menjadi masalah serius di Aceh. Di Aceh Besar peternak sapi tidak tahu harus
membuang kemana kotoran ternak mereka, karena tidak menemukan solusi, kotoran
ternak menumpuk di dalam kandang.
Akibatnya sapi di Aceh Besar
mengalami kelambanan pertumbuhan. Ketika musim meugang datang, sapi mereka yang
sudah berusia dua tahun belum bisa disembelih,
demikian ungkap seorang peternak di kawasan Samahani Mukhlis Basyah, S Sos.
Di Kabupaten Pidie mulai dari
Kecamatan Mutiara hingga kecamatan Simpang Tiga, kotoran sapi berceceran
sepanjang jalan, kotoran itu tidak pernah dibersihkan hingga mengering sendiri
tersapu kenderaan yang melintas.
Tarmizi Alhagu