Banda Aceh - Walau kini pandemi Covid-19 sudah terjadi hampir selama setahun, sejumlah usaha belum kembali stabil. Begitu juga pengusaha warung kopi di Kota Banda Aceh, meski sudah mulai muncul pengunjung namun omset penjualan belum bergerak seperti sebelum adanya Covid-19.
"Saat ini memang pelanggan kopi kita sudah hadir lagi di warung kopi, namun belum stabil seperti dulu sebelum adanya Corona. Yang dulunya ngopi dua kali menjadi sekali, mungkin karena berkurangnya pendapatan, " demikian ungkap Taufik, saat dijumpai media ini di warung kopi miliknya di Jalan Pocut Baren Banda Aceh pada Sabtu (13/02).
Owner Taufik Kopi ini mengatakan, dampak Covid-19 cukup terasa oleh pengusaha warung kopi, apalagi pada saat awal terjadi pandemi, warungnya sempat tutup dan hanya melayani pembelian untuk dibawa pulang.
Ditambahkannya, Warkop Taufik memiliki 10 cabang di Banda Aceh, dan saat ini hanya 6 cabang yang masih berjalan. Sementara itu, untuk biji kopi dibeli dari Takengon, Calang dan Tangse yang kemudian diolah sendiri.
"Harapannya semoga kedepan kondisi bisa kembali normal. Warung kopi bisa tetap bisa buka dengan tetap mengikuti prokes, " demikian pungkasnya.
Sementara itu, Hilmi owner Warkop Dek Mie yang ditemui media ini di kawasan Rukoh Darussalam pada Minggu (14/02), menyebutkan ketika awalnya terjadi Covid-19 selama seminggu warungnya sempat tutup, dan hanya melayani pelanggan untuk dibungkus bawa pulang, bahkan karyawannya juga ada yang pulang kampung.
"Pelanggan warung kopi kami umumnya mahasiswa dan anak muda, sekarang sudah mulai ada lagi mahasiswa sehingga warung sudah mulai ramai lagi, " imbuh Hilmi.
Dilanjutkannya, awal tahun 2021 pengunjung mulai kembali normal, dengan dibantu 12 karyawan warkopnya kembali berdenyut.
"Harapannya rezeki kami dari warung kopi ini bisa lancar. Kita berdoa bersama supaya penyakit ini bisa hilang, " demikian tutupnya.
Soraya