Banda Aceh - Sudah memasuki minggu ketiga pasca banjir, pemadaman listrik secara bergilir di Kota Banda Aceh masih terjadi. Tidak hanya itu, kini gas pun langka, sehingga membuat pelaku UMKM kelimpungan untuk menjalankan usahanya. Seketika ekonomi ambruk, masyarakat yang bergantung dari penghasilan harian hanya bisa pasrah.
Rosi yang memproduksi aneka cemilan Frozen mengaku sejak padam listrik sudah tidak berjualan lagi. " Kita mengalami kerugian, karena padam listrik sampai 3 malam makanan jadi busuk. Sebagian yang tidak bisa dikonsumsi lagi terpaksa dibuang, " ujarnya dengan nada lesu pada Rabu (17/12).
Sementara itu, Vira yang menjual risol panas, mengaku pusing dengan kondisi yang terjadi. Menurutnya jangankan untuk mencari penghasilan, untuk bertahan saja dia harus tertatih-tatih demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Sudahlah padam listrik, harga bahan melonjak, sekarang gas juga langka. Bahan baku yang di simpan berupa ayam dan sayur terpaksa kita masak menjadi menu, untuk dimakan karena kulkas mati, " ujarnya.
Hal serupa juga, dialami Nur yang sehari-hari membuat kue untuk dititipkan di warung kopi. Sebelum terjadi banjir, ucapnya, sebenarnya sudah terjadi penurunan penjualan karena kondisi ekonomi saat ini.
"Tidak tahu bilang apa, untuk sekarang memang tidak memungkinkan untuk jualan. Mau masak pakai kayu pun tidak punya kayu. Ya sudahlah kita tunggu kondisi normal kembali, " ujarnya.
Soraya
