Kandang Ayam Petelur UPTD Sare |
Banda Aceh - Kotoran hewan ternak memang menjadi masalah serius. Tidak hanya dari hasil peternakan warga, tetapi usaha peternakan milik pemerintah juga belum punya solusi untuk mengolah produksi kotoran ternak ini.
Sebuah bukti kongkrit untuk
masalah kotoran ini terjadi di UPTD Ayam Petelur Saree. Meski mereka memiliki
peralatan lengkap, termasuk mesin pembuang kotoran, yang mampu membuang kotoran
keluar dari kandang.
Namun untuk masalah pembuangan akhir
belum ada solusi. Semua kotoran yang dibuang dengan mesin itu, tidak dapat
diolah menjadi pupuk atau produk industri
lainnya. Kotoran 18 ribu ayam petelur itu akhirnya dibuang ke dalam jurang
dipundak pegunungan Seulawah, yang
memang berada tidak jauh dari lokasi kandang.
Kondisi Kandang Ayam Petelur Dari dalam Ruangan |
Bila kotoran dari kandang ayam di
Saree dibuang ke Seulawah. Bagaimana pula kotoran ayam di UPTD Ayam Petelur
Blang Bintang, yang jumlahnya justru
lebih banyak mencapai 32 ribu ekor ayam petelur. Ke mana pula kotoran ayam itu
dibuang.
Menurut Penjelasan Kepala BLUD UPTD
BTNR drh Yessy Fandipa, MM, kotoran ayam
itu diambil oleh siapa yang butuh. “Belum
dijual secara resmi, siapa yang perlu
bisa ambil, " kata dia.
Yessy juga menjelaskan kotoran
ayam yang ada dikumpul dan dikarungkan untuk jadi pupuk. “selama ini kotoran ayam diambil masyarakat setempat dan mereka
meminta bantu kepada petugas kandang. Untuk di Saree juga dikumpulkan pada
satu tempat", kata dokter hewan itu.
Persoalan mengharap masyarakat datang
mengambil pupuk ke kandang, persis seperti harapan para peternak sapi di Aceh Besar. Mereka juga berharap kotoran ternak itu diambil oleh warga, seperti diambil oleh usaha pertamanan yang
memang menjual pupuk kandang.
Harapan diambil warga itu
ternyata tidak memberikan hasil. Puluhan ribu ton kotoran sapi di Aceh Besar
yang berasal dari lebih 80 ribu ekor sapi, ternyata masih saja menumpuk
di kandang-kandang. Sebagian kotoran itu mereka
buang ke kebun, selebihnya tetap terus
menumpuk di kandang setiap hari.
Produksi kotoran sapi di Aceh
Besar sudah over kapasitas. Warga tidak tahu harus membuang kemana. Berharap
pengusaha taman datang mengambil, itu pun jarang terjadi. Kondisi ini sungguh
berbeda dengan kondisi peternakan sapi di Negara Norwegia dan negara Scandinavia
lainnya.
Di negara Scandinavia kotoran sapi diproses oleh sebuah
perusahaan. Lalu ditebarkan pada lahan penanaman kentang pada musim semi. Mereka juga mengolah sampah hasil produksi makanan masyarakat menjadi pupuk.
Dengan besarnya produksi kotoran sapi
dan unggas Aceh, sepertinya mereka perlu
berkunjung melakukan study banding ke negara
kecil di sisi kutub utara itu. Kalau memang pemerintah tidak ingin kotoran
ternak ini menjadi sumber polusi di Aceh.
Tarmizi Alhagu