HKTI Aceh : Alih Fungsi Lahan Berbahaya

Minggu, 11 Maret 2018, Maret 11, 2018 WIB Last Updated 2018-03-12T14:24:53Z

Banda Aceh-Ketua DPP HKTI Aceh Usman AR mengatakan bahwa permasalahan petani di Aceh adalah bagaimana upaya untuk mengatasi kegagalan panen yang berdampak pada produktivitas.

“Saya melihat misalnya di Aceh Besar surplus beras. Untuk memasok 3 wilayah yaitu Aceh Besar, Banda Aceh dan Sabang.

Kita tingkatkan lagi, dimana ada kegagalan panen kita atasi, “ujarnya Selain itu, masalah yang paling berat dihadapi petani saat ini adalah keadaan musim, ketika musim kemarau sering terjadinya gagal panen.

 “Hari ini juga kita lihat terjadi kekurangan lahan, saya tidak setuju lahan petani produktif dialihkan ke tempat lain, sangat berbahaya, “ sebutnya. Menurutnya saat ini mulai kerap terjadi pengalihan fungsi sawah menjadi perumahan.

“Kalau lahannya tidak produktif, boleh menjadi tempat pembangunan rumah misal daerah tsunami, karena tidak bisa jadi pertanian lagi, “ paparnya.

Hal tersebut diungkap Usman AR usai dikukuhkan menjadi Ketua DPP HKTI Aceh oleh Ketua Umum (Waketum) DPN HKTI, Irjen Pol (Purn) Drs Irwan TPL Tobing pada acara pelantikan Dewan Pimpinan Provinsi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPP HKTI) Aceh masa bakti 2017-2022.

Adapun temanya “Bersama HKTI Kita Wujudkan Pertanian Aceh Hebat” di Anjong Mon Mata, Banda Aceh pada Sabtu, 10 Maret 2018. Usman berencana setelah pelantikan akan turun ke seluruh daerah di Aceh, dengan tujuan untuk pembentukan HKTI kabupaten / kota di Aceh.

Kehadiran HKTI telah dibentuk 47 tahun. Lalu melihat keadaan petani di daerah Aceh, kemudian menyampaikannya kepada pimpinan pusat, karena HKTI juga ada menyediaka bibit padi M70.

Ditambahkannya program yang akan dilakukan yakni peremajaan kebun kelapa. Menurutnya dari tahun ke tahun kelapa akan habis, sementara kelapa sangat dibutuhkan masyarakat. Saat ini yang tinggal umumnya pohon kelapa tua, jelasnya.

Soraya
Komentar

Tampilkan

Terkini