Kreasi Pelaminan Zaman Now Di Anjungan Abdya

Kamis, 09 Agustus 2018, Agustus 09, 2018 WIB Last Updated 2018-08-09T14:29:36Z

Kreasi Pelaminan Zaman Now Di Anjungan Abdya

Banda Aceh-Selama berlangsungnya Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke -7 Anjungan Aceh Barat Daya (Abdya) di Kompleks Taman Ratu Safiatuddin termasuk yang ramai disinggahi pengunjung. Salah satu yang menjadi daya tarik utama adalah pelaminan yang di dominasi warna kuning, diselingi merah dan hijau.

Saat menaiki anjungan memasuki ruang utama langsung terlihat pelaminan khas Abdya dengan ukuran lebih panjang, yang khusus dirancang sesuai dengan kreasi gaya pengantin saat ini.



Kreasi tersebut ternyata merupakan ide Ida Agustina yang tidak lain istri Bupati Abdya yang berupaya menampilkan ikon Abdya berupa Padi Sigupai dengan menyesuaikan kebutuhan pengantin saat ini. Ketika ditemui media ini pada Rabu (08/08) di Anjungan Abdya, Ketua Dekranasda/TP Penggerak PKK Abdya, Ida Agustina dengan semangat menjelaskan motif unik berupa padi pada pelaminan tersebut.

“Saya angkat menjadi ikon Abdya, karena itu melambangkan kesejahteraan petani, dari hasil tani yaitu kacang dan padi, makanya saya ambil menjadi motif.  Seperti diketahui Padi Sigupai menjadi ikon Aceh Barat Daya, saya angkat motifnya pada bagian pelaminan kreasi baru ini, yang disesuaikan dengan pengantin zaman sekarang atau zaman now. Dengan menambahkan bagian pelaminan bagian kiri dan kanan untuk orang tua mempelai. Kita rancang ini tanpa menghilangkan adat pelaminan yang sudah ada dari Abdya, “ jelasnya.

Menurutnya pengunjung sangat antusias melihat pelaminan dan banyak yang mengajaknya foto bersama. “Saya lihat dari kemarin banyak pengunjung dari Banda Aceh maupun luar Banda Aceh. Juga dari luar negeri seperti Brunei, Singapura dan Malaysia. Ada mahasiswa dari Univeritas Malaysia yang mengajak foto bareng, kebetulan saya ada di sini. Mereka tertarik dengan motifnya yang khas, “ sebut Ida.  

Dia berharap dengan acara PKA ini, supaya produk dari Abdya bisa terangkat ke depan, dan bisa menjadi mata pencaharian masyarakatnya. Ditambahkannya agar generasi muda masih terus mengenal adat dan budaya Abdya maka harus tetap dijaga.


Sementara itu Ketua MAA Abdya Teuku Tjut Amri, memaparkan bahwa pemilihan warna kuning penuh dengan sejarah dan makna. Menurutnya berawal dari pelaksanaan Syariat Islam yang lebih dulu di daerah pesisir, dari zaman penjajah hingga zaman Sultan Iskandar Muda lewat laut, yang meliputi ulama dari Pase hingga Persia.

“Dari situ mengambil warna kuning melambangkan teuku raja dan said, hijau karena penyebaran agma melalui ulama. Mereka saling bekerjasama menegakkan Syariat Islam. Warna hijau melambangkan kesejukan karena daerah Abdya adalah pertanian, padi sigupai kacang dan padi, “ urainya.

Soraya




Komentar

Tampilkan

Terkini