Norwegia-Kopi untuk orang Aceh adalah ibarat sahabat sejati, tak seharipun boleh lekang dari kopi, terkadang ada lelucon nakal oleh seorang lelaki Aceh, kenikmatan secangkir kopi, lebih nikmat dari goyangan seorang janda aduhai.
Begitulah kopi dalam masyarakat Aceh, tidak boleh tidak, harus ada, dimanapun dan kapanpun. Jadi tidak heran begitu banyaknya warung kopi di Aceh, dari mulai ujung gang desa, depan meunasah, hingga didekat lapangan sepak bola.
Dikota-kota seperti Banda Aceh, Lhokseumawe, Langsa, Bireun dan Sigli, keberadaan warung kopi menjadi suatu keharusan, bahkan terkadang ada warung kopi yang buka selama 24 jam, siang dan malam, untuk melayani pelanggan.
Di Aceh kehadiran warung kopi telah menjadi semacam market untuk pariwisata, kenikmatan kopi Aceh selalu menggoda diujung lidah penikmatnya, tidak heran setiap orang datang ke Aceh, pasti ingin menikmati sensasi kopi Aceh.
Nah itu kalau di Aceh, bagaimana pula jika seorang lelaki Aceh jauh dari kampung halamannya, misalnya ketika terdampar didaratan Eropa, bagaimana dia harus memuaskan hasrat diujung lidahnya?
Berada dinegeri orang, memang agak terasa sulit untuk memenuhi kebiasaan jep khupi, tetapi persoalan itu kini bukan lagi masalah besar, dibanyak kota-kota Eropa kini sudah banyak hadir warung kopi Starbuck, rasa kopinyapun masih sesuai diujung lidah.
Selama beberapa bulan berada di Eropa, saya berulang kali berkunjung ke gerai kopi Starbuck, yang berada di centrum (pusat kota) Stavanger-Norwegia, ada berbagai pilihan kopi disediakan disini, tetapi saya selalu memesan Black kopi (kopi hitam).
Saat memesan, pelayan bertanya mau gelas yang mana, kita harus memberi pilihan gelas, karena setiap ukuran gelas, beda harganya, saya selalu memilih gelas yang sedang (medium), dengan harga kopi 29 krone/gelas (sekitar 50 ribu rupiah).
Pesanan diberikan setelah kita membayar harga kopi, lalu kita menunggu diantrian, persis seperti menunggu pesanan KFC di Indonesia, kita juga bisa memesan berbagai macam kue, roti, yang tersedia disebuah rak kaca.
Harganya tentu lebih mahal dari kopi, walau ukuran rotinya kecil, semua diletakkan pada sebuah piring, dengan harga terendah 45 krone.
Usai menerima pesanan, kita harus kesebuah meja marmer untuk mengambil gula, yang sudah dibungkus dalam sebuah kemasan kecil panjang, barulah kita tuangkan kedalam kopi pahit tadi seberapa banyak yang dibutuhkan.
Setelahnya kita bisa nikmati kopi di meja yang telah disediakan, ada berbagai meja didalam gerai kopi starbuck, tata letaknya mirip seperti lobbi hotel mewah di Indonesia, kita tinggal memilih duduk dikursi yang mana, semua memberi kenyamanan.
Tarmizi Alhagu.