Seniman Aceh Pentaskan Hikayat Prang Sabi

Minggu, 09 Desember 2018, Desember 09, 2018 WIB Last Updated 2018-12-09T07:39:28Z


Banda Aceh-Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh mengadakan pertunjukan garapan teater “The Spirit of Aceh” yang diadaptasi dari Hikayat Prang Sabi yang merupakan karya besar Tengku Chik Pante Kulu di Indoor Taman Budaya Banda Aceh selama 2 hari, yakni pada 7-8 Desember 2018.

Pentas teater ini melibatkan sekitar 40-an aktor dan seniman, seperti penyair Aceh Salman Yoga, seniman teater Muna Purwodadi, seniman debus Ampon Nazar dan beberapa sanggar seni lainnya. Selain itu juga menampilkan Muhammad Nazar S Ag (Mantan Wagub Aceh) dan Cut Aja Riska (Penyanyi Album Nyawoeng).

Ditemui media ini Jumat (7/12), Kabid Bahasa dan Seni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Suburhan SH, mengatakan tujuan acara digelar untuk mengangkat hikayat Aceh yang sudah terlupakan, karena selama ini para seniman kebanyakan mengambil tema teater modern. 

“Kita angkat lagi Hikayat Prang Sabi, ini menjadi momentum untuk kita akan menggali lagi teater atau sandiwara tradisional. Sengaja kita ajak Yusuf Bombang atau Apa Kaoy untuk penmpilan, kegiatan ini kegiatan terakhir untuk anggaran 2018 Disbudpar Aceh, “ tuturnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan Disbudpar Aceh bermaksud untuk memancing kreativitas dari seniman teater lainnya menampilkan teater tradisional, seperti Hikayat Prang Sabi agar generasi muda mengerti tentang motivasi melawan penjajah.

“Kebanyakan teater sudah bangkit, peminat teater makin ramai. Ke depan kita inginkan teater ini lebih dihargai, karena proses teater itu tidak gampang seperti senitari yang gerakannya sudah tetap. Ini berbeda masing-masing dengan membawa karakter orang lain saat tampil. Teater bisa menjadia tontonan prioritas dan menarik di Aceh. Fasilitas di Taman Budaya yang belum memadai nanti kita tingkatkan, “ urai Suburhan.

Sementara itu Sutradara Muhammad Yusuf Bombang atau lebih dikenal Apa Kaoy menjelaskan persiapan dan latihan sudah sejak 3 bulan dilakukan, sedangkan pembuatan naskah menghabiskan waktu sekira 2 tahun lalu, yakni baru selesai pada Juni 2017.

“Pentas ini melibatkan emput puluhan pemain. Mengapa Hikayat Prang Sabi, karena kita ingin menampilkan lagi sastra-sastra lama Aceh, yang sudah mendunia. Agar generasi muda mengetahui isinya, berperang di jalan Allah dan itu sudah sejak Zaman Rasulullah, “ paparnya.

Apa Kaoy berharap agar seniman Aceh yang ingin berkarya difasilitasi dengan segala kemudahan oleh Pemerintah Aceh, tidak hanya dari segi dana juga berbagai hal dimediasi jika ada hambata dan dimudahkan.


Soraya
Komentar

Tampilkan

Terkini