Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Banda Aceh Adakan Pelatihan Kewirausahaan dan Pemasaran

Jumat, 19 Maret 2021, Maret 19, 2021 WIB Last Updated 2021-03-19T08:38:25Z

 


Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Banda Aceh menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan dan Pemasaran, serta FGD Strategi Pemasaran Produk UMKM di Grand Permata Hati Hotel, selama 3 hari yakni 16-18 Maret 2021.


Kegiatan tersebut dibuka oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman pada Selasa (16/03), dan diikuti sebanyak 50 pelaku UMKM se-Banda Aceh serta menghadirkan sejumlah narasumber yaitu Pimpinan Pegadaian Syariah Aceh Ferry Hariawan, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Banda Aceh Awalul Rizal, dan Kepala Kantor Pos Banda Aceh Fendi Anjasmara.


Narasumber lainnya, yaitu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (USK) Dr Iskandarsyah Madjid SE MM dan Dr T Roli Ilhamsyah Putra SE MM, serta Presiden Asosiasi Saudagar Industri Aceh (ASIA) T Dharul Bawadi.


Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Banda Aceh  M Nurdin mengatakan acara tersebut diikuti oleh 50 pelaku UMKM yang masih aktif berproduksi.


 “Pendaftarannya kita buka secara online, dan dari 162 orang yang mendaftar, setelah kita seleksi terpilihlah 50 peserta yang kita undang untuk mengikuti pelatihan dan FGD ini selama 3 hari, " sebutnya.






Sementara itu, Ketua Panitia Mohd Ichsan SE menjelaskan tujuan dari pelatihan untuk memberikan motivasi kepada pelaku UMKM, dan anggota koperasi untuk mengembangkan produk usahanya.


"Kemudian meningkatkan pemasaran produknya. Dengan FGD nantinya diharapkan dapat merumuskan rekomendasi serta peran strategi pemerintah dalam membantu UMKM di sektor pemasaran. Karena di Banda Aceh dari beberapa persoalan yang dihadapi oleh UMKM kendalanya di pemasaran, " papar Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Banda Aceh ini.


Ditambahkannya, dari sisi pemasaran masih menjadi kendala artinya banyak produk produk UMKM Banda Aceh ini belum dikenal, jangankan di luar daerah dalam Kota Banda Aceh banyak belum dikenal, artinya perlu proses branding pelaku UMKM untuk memasarkan produknya.


Jadi yang awalnya melakukan pemasaran secara manual bisa  melakukan pemasaran melalui konsep digitalisasi minimal melalui media media sosial baik melalui Grup WA, Instagram, Facebook, lanjutnya.


 "Setelah mendapatkan pelatihan, pemerintah mendapatkan satu rumusan kebijakan yang akan dikeluarkan untuk membantu pemasaran produk UMKM dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi pelaku usaha atau peserta pelatihan ini, kita harapkan dapat meningkatkan pemasarannya, " demikian pungkasnya.


Soraya.


Komentar

Tampilkan

Terkini

Seputar%20Nanggroe

+