Banda Aceh - Perguruan Tinggi Al Washliyah Banda Aceh menggelar prosesi wisuda Mahasiswa Program Sarjana Semester Ganjil Tahun Akademik 2023/2024 yang ada pada 3 (Tiga) Sekolah Tinggi yaitu Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Washliyah Banda Aceh Angkatan XXII yang diselenggarakan di Auditorium Prof Ali Hasjmy UIN Ar-Raniry Banda Aceh pada Rabu (17/01/24).
Acara tersebut berlangsung khidmat dalam sebuah Rapat Senat Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat Adnin AS, S Pd M Pd yang penuh rasa haru, tangis dan tawa para tamu undangan serta orang tua para wisudawan.
Hadir langsung dalam acara tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Al Jam’iyatul Washliyah Dr. KH. Masyhuril Khamis, SH MM bersama rombongan dari Jakarta. Perwakilan Pengurus Wilayah (PW) Al Jam’iyatul Washliyah Provinsi Aceh, Ketua Pengurus Daerah (PD) Al Jam’iyatul Washliyah Kota Banda Aceh Dr. Yusra Jamali, M.Pd bersama segenap pengurus lainnya. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) XIII Wilayah Aceh Dr. Rizal Munadi, MT Perwakilan Kopertais Wilayah Aceh Dr Ismail Ansari, MA, beserta kepala lembaga dan instansi terkait lainnya.
Ketua Panitia Pelaksana, Saddam, SPd M Si, mengatakan bahwa pelaksanaan wisuda tahun ini perguruan tinggi Al Washliyah Banda Aceh mewisuda 130 mahasiswa lulusan dengan komposisi jumlah mahasiswa setiap tiga sekolah tinggi yaitu STKIP 57 orang, STISIP 28 orang dan STAI 45 orang. Dengan demikian, perguruan tinggi Al Washliyah Banda Aceh sampai saat ini telah melahirkan 3.995 lulusan yang sebelumnya berjumlah 3.865 lulusan.
“Sebanyak 130 orang mahasiswa lulusan terdiri dari prodi Pendidikan Geografi 44 lulusan, Pendidikan Bahasa Arab 13 lulusan, prodi Ilmu Administrasi Negara 19 lulusan, Antropologi 9 lulusan, Pendidikan Agama Islam 17 lulusan, Hukum Ekonomi Syariah 19 lulusan dan prodi Hukum Pidana 9 lulusan, " jelasnya.
Ketua STKIP Al Washliyah Banda Aceh, Agustizar, SPd MPd mewakili dua ketua sekolah tinggi lainnya menekankan akan pentingnya wisudawan sebagai pribadi tangguh yang belajar sampai perguruan tinggi untuk menjadi Agent of Change (agen perubahan) dalam masyarakat, serta mampu menciptakan peluang serta mampu menjawab tantangan global yang semakin hari semakin penuh dinamika dengan persaingan yang begitu ketat pula. “Perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi tolak ukur bagi wisudawan dalam berkiprah di tengah-tengah masyarakat, " imbuhnya.
Selanjutnya, Kepala LLDIKTI XIII Wilayah Aceh Rizal Munadi, dalam sambutannya mengharapkan penggabungan dua sekolah tinggi Al Washliyah Banda Aceh menjadi Universitas menjadi semangat baru dalam bersinergi membangun kampus Al Washliyah terakreditasi unggul dan go internasional. “Alhamdulillah saat ini semua program studi yang ada di perguruan tinggi Al Washliyah Banda Aceh sudah terakreditasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, " ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Perwakilan Kopertais Wilayah Aceh, Ismail Ansari, perlunya peningkatan kapasitas kompetensi dosen dan tenaga kependidikan, guna menjawab tantangan dan persaingan antar perguruan tinggi dalam mewujudkan tingkat prestasi serta akreditasi kampus yang unggul.
Ketua Umum PB Al Washliyah, Masyhuril Khamis berpesan kepada para wisudawan agar menjadi contoh dalam berperilaku layaknya insan yang cerdas berilmu, jujur dan beriman. Sarjana, lanjut khamis, jangan hanya menjadi ilmuan yang cerdas pikirannya, tapi juga harus cerdas hatinya dalam menyikapi sesuatu dalam kehidupan.
“Kepekaan hati terhadap suatu kondisi, situasi maupun keadaan yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat menjadi kunci suksesnya seorang sarjana dalam meraih predikat ilmuan sejati yang cerdas berpikir, dengan akal pikiran dan hati. Itulah yang namanya akhlakul karimah, " pesannya.
Prosesi wisuda perguruan tinggi Al Washliyah Banda Aceh juga diwarnai dengan lagu persembahan Ayah dan Bunda dari wisudawan, dan penyerahan penghargaan kepada para mahasiswa lulusan yang berprestasi serta Orasi Ilmiah yang disampaikan oleh Yusra Jamali.
Yusra Jamali dalam orasinya yang bertema ”Model Pengkaderan Al Jam’iyatul Washliyah: Analisis Kontributif Kader Berkelanjutan”, mengajak semua wisudawan untuk berkarya dan berkontribusi takzim kepada orang tua sebagai jati diri dan sikap mental seorang sarjana.
"Karena semakin tinggi intelektual yang kita miliki semakin tinggi dedikasi kita kepada orang tua, maka itu akan menjadi alasan seorang sarjana untuk berkomunikasi dengan orang tua, " katanya.
Yusra juga menambahkan, pendidikan tinggi tidak berhenti sampai disini, bahkan sarjana harus menjadi semangat awal untuk melanjutkan pendidikan tinggi sampai doktoral. Sikap mental pantang menyerah, berdedikasi, jujur, disiplin komunikatif, pekerja keras, cinta tanah air, toleransi dan patriotisme perlu dipertegas dengan semangat dan motivasi yang tinggi berbasis pada visi, misi, dan tujuan. ”Pro-aktif dan kontributif wisudawan sebagai seorang sarjana memiliki pengaruh besar dalam keluarga dan masyarakat, " demikian tutupnya.
Red