Iklan

Pasar Kunyit Bubuk Lokal Kurang Cerah

Sabtu, 08 Desember 2018, Desember 08, 2018 WIB Last Updated 2018-12-11T15:11:48Z



Banda Aceh-Kunyit merupakan salah satu bumbu dapur yang kerap dicari oleh masyarakat Aceh. Selain dijual dalam bentuk segar, tersedia juga kunyit dalam bentuk bubuk untuk kepraktisan.

Namun sayangnya kunyit bubuk produksi lokal, pasarnya belum mampu menguasai pasar Aceh. Pemasarannya masih dikuasai oleh pedagang besar, sehingga produk kunyit bubuk dari luar Aceh yang lebih mendominasi. Demikian ungkap M Sulaiman, pengusaha kunyit bubuk asal Lamteuba, Aceh Besar pada media ini pekan lalu di Banda Aceh.

“Padahal produk kami ini murni dan lebih higienis, sementara produk luar sudah tercampur, ini banyak ibu-ibu yang belum mengerti, “ ujarnya.

Setelah berhasil mengajak warga sekitar Lamteuba untuk menanam kunyit dari sebelumnya menanam ganja, Sulaiman sejak tahun 2015 memproduksi kunyit bubuk untuk meningkatkan nilai jual. Kini produknya yang dinamakan Aslam, sudah memiliki izin PIRT dari BPPOM dan sertifikasi Halal. Di pasaran produknya dikemas dari 50 gram, 80 gram dan 100 gram.

“Untuk produksi saat ini tidak menemukan kendala, dan sudah mengunakan oven untuk pengeringan, supaya kadar ainya dapat diukur. Hanya pemasaran yang belum bagus, “ urai Keuchik Gampong Blang Tingkeum ini.


Oleh karena itu dirinya berupaya melakukan pemasaran ke luar Aceh, umumnya mereka menginginkan bubuk kunyit murni karena digunakan untuk bahan kecantikan seperti lulur. Menurutnya permintaan produksi belum stabil, tergantung pemesanan dari dokter atau pengusaha kecantikan di Jakarta.

Untuk bulan November lalu permintaan sudah mencapai sekira 300 Kg kunyit bubuk murni. Melihat potensi penggunaan bubuk kunyit tidak hanya sebagai bumbu masak, juga terbesit dipikirannya untuk mengolah kunyit bubuk menjadi produk kecantikan seperti lulur dan sabun.

“Ke depan agar pasar kunyit jangan untuk kebutuhan masak saja, kalau ada ilmu tentang olahan selain untuk konsumsi pangan bisa untuk sabun, lulur ingin juga memproduksinya. Tapi belum berani karena tidak ada ilmu, ada coba-coba untuk bikin ekstrak dan jamu untuk konsumsi sendiri, “ pungkasnya.

Soraya   
Komentar

Tampilkan

Terkini