Menerobos Kawasan Terpencil Demi Pemerataan Pelayanan Kesehatan

Sabtu, 28 September 2019, September 28, 2019 WIB Last Updated 2019-09-30T17:10:51Z




Banda Aceh-Provinsi Aceh masih memiliki daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau baik melalui transportasi darat, laut maupun udara. Kondisi ini menyebabkan masyarakat setempat sulit untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan.

Selain itu, masyarakat setempat rata-rata memiliki taraf hidup menengah kebawah, sehingga membutuhkan perhatian lebih dari Pemerintah Aceh. Dinas Kesehatan Aceh sebagai salah satu instansi dibidang kesehatan, memiliki peranan penting dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat setempat.

Pelayanan kesehatan bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) merupakan salah satu langkah pemerintah melalui Dinas Kesehatan Aceh dalam mensukseskan program Aceh Seujatra (JKA Plus) demi menuju Aceh Hebat. Tujuan utama upaya pelayanan kesehatan adalah terselenggaranya upaya kesehatan yang tercapai (accessible), terjangkau (affordable) dan bermutu (quality) untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Strategi untuk mencapai masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu  kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Aceh untuk meningkatkan akses pelayanan di masyarakat yaitu Pelayanan kesehatan bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)

Pelayanan kesehatan bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) merupakan pelayanan yang dilakukan oleh Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak (TPKB) dalam rangka meningkatkan akses, dan ketersediaan pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan sangat terpencil. Pelayanan kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kawasan terpencil, dan sangat terpencil dilakukan melalui berbagai pendekatan pelayanan kesehatan, dengan memperhatikan karakteristik masing-masing daerah, dan kebutuhan masyarakat setempat.


Sudah Digelar di 5 Kabupaten Aceh

Untuk pemerataan pelayanan kesehatan Pemerintah Aceh melalui Dinas Kesehatan Aceh menggelar bakti sosial pengobatan dan pelayanan kesehatan bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Rencananya kegiatan tersebut akan dilakukan di 8 kabupaten di Aceh selama tahun 2019. Hingga kini sudah 5 Kabupaten digelar yakni Naga Timbul Kabupaten Aceh Tenggara, Linge Kabupaten Aceh Tengah, Mesidah Kabupaten Bener Meriah, Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil, Pasie Raya Kecamatan Aceh Jaya.

Selanjutnya dalam tahun 2019 masih tersisa 3 lokasi lagi yakni ke Simpang Jernih Aceh Timur, Nisam Antara dan Langkahan Kabupaten Aceh Utara serta Pulau Siumat Kabupaten Simeulue. Setiap tahun program pelayanan kesehatan bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan ini dilakukan pada 8 Kabupaten.           

Koordinator Tim Medis Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Aceh dr Rais Husni Mubarak, menjelaskan dalam kegiatan tersebut memberikan pengobatan dan pelayanan kesehatan, pihaknya bersama tim dokter juga mengedukasi masyarakat tentang tata cara menjalani pola kehidupan yang sehat.

“Beberapa layanan kesehatan yang diberikan dalam bakti sosial tersebut diantaranya, pelayanan kesehatan telinga dan pendengaran, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan THT, penyuluhan kesehatan untuk ibu hamil dan anak balita, serta pembagian Higienis Kit berisi handuk, odol san sikat gigi, “ urainya.                    

Di samping layanan umum dan spesialis, juga ada pemeriksaan kesehatan dasar seperti pemeriksaan kadar gula darah, cek kolestrol.  Di lokasi juga dilakukan layanan imunisasi kepada anak-anak yang berada di daerah pedalaman tersebut.

Untuk menuju ke lokasi Baksos seperti melewati Samar Kilang Kabupaten Bener Meriah, Rais berbagi cerita, rombongan harus medan jalan berlumpur tebal, karena baru sebagian jalan diaspal. Bahkan kendaraan mobil double cabin yang mereka gunakan sempat terjebak lumpur hingga rodanya tidak bisa berjalan. Sementara, saat menuju Naga Timbul Kabupaten Aceh Tenggara, rombongan harus menyeberangi sungai dengan berjalan kaki karena tidak tersedia rakit                                                                                                                                                                                                                                                      
Namun, lanjut Rais, semua itu terobati ketika masyarakat menyambutnya dengan antusias. “Mereka merasa istimewa bisa bertemu dengan dokter spesialis karena memang jarang ada kesempatan, “ ucapnya.

Dalam kesempatan itu Pemerintah Aceh juga memberikan bantuan sosial berupa fasilitas kesehatan, ibadah dan olahraga kepada masyarakat desa setempat.

Selain layanan umum dan spesialis, juga ada pemeriksaan kesehatan dasar seperti pemeriksaan kadar gula darah, cek kolestrol.  Di lokasi juga dilakukan layanan imunisasi kepada anak-anak yang berada di daerah pedalaman tersebut.

Di bagian lain, tim DTPK Dinkes Aceh juga turun ke Sekolah Dasar yang ada di lokasi. Di Sekolah Dasar, selain melakukan pemeriksaan kesehatan mata, THT, gigi dan mulut, tim yang turun juga melakukan penyuluhan kesehatan, termasuk edukasi gizi dan cara menyikat gigi yang benar.

 “Anak-anak sangat senang dibagikan sikat gigi ukuran kecil khusus untuk anak, karena mereka ada yang jarang menyikat gigi, ada sebagian yang menyikat menggunakan sabut kelapa, “ ujar Rais.
                                                                                                                                               
Dengan terlaksananya pelayanan kesehatan di daerah terpencil diharapkan dapat meningkatkan hasil kinerja program seperti, meningkatkan cakupan penyuluhan kesehatan masyarakat.Meningkatnya cakupan pelayanan pengobatan, meningkatnya persentase imunisasi desa yang mencapai Universal Child Imunizatio (UCI), meningkatnya cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Gizi serta menurunkan angka kematian ibu dan kematian balita.



Pelayanan Kesehatan THT

Kabupaten Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil, yang berada di sepanjang pantai yang membentang ke arah Samudera Hindia, masih memiliki  sejumlah daerah yang tergolong daerah tertinggal dan sulit dijangkau. Namun, terkait pelayanan kesehatan tetap menjadi prioritas di daerah setempat.

Salah satu dokter yang ikut terlibat pelayanan kesehatan bergerak daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan dr. Lily Setiani SP THT-KL(K) mengatakan untuk kawasan pesisir dokter spesialis THT sangat dibutuhkan, pasalnya kerap ditemui kasus pasien tuli dan gangguan pendengaran lainnya, yang umumnya dialami oleh masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Ditambahkannya, telinga anak-anak nelayan karena kerap mandi dilaut juga harus dibersihkan karena masuknya pasir.                                                                                                                                                                                               
“Di sana masyarakatnya pada umum bekerja sebagai nelayan. Tapi ada juga beberapa sebagai petani. Pemerintah, memiliki tanggung jawab untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk terjadi seputar kesehatan, dokter spesialis adalah solusinya, untuk hal tersebut,” ucapnya.

Dia menjelaskan, di daerah pesisir kasus yang kerap ditemui adalah masalah ganguan pendengaran, oleh karena itu, untuk anak sekolah semua telinga anak-anak dibersihkan. Untuk para orang tua yang umumnya nelayan bahkan ada gendang telinganya pecah, sehingga tidak bisa mendengar karena sering menyelam ke laut terlalu dalam. Pihaknya menyerahkan alat bantu dengar kepada warga yang mengalami masalah pendengaran.

Sementara itu, Koordinator Tim Medis Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Aceh dr Rais Husni Mubarak, mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan pelayanan dan sosialisasi kesehatan yang menyentuh langsung seluruh masyarakat hingga ke kampung-kampung terpencil di kabupaten ini.

Menurutnya, strategi yang dilakukan untuk mencapai daerah terpencil itu, dengan mengerahkan seluruh petugas Puskesmas. Para petugas diminta melakukan pelayanan kesehatan secara optimal kepada seluruh masyarakat. Begitu juga dengan bidan yang berada di pusat kesehatan, diminta berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil.

Soraya                                                                                                                                                                                                                                                                       

                                                                                                                       
                                               

Komentar

Tampilkan

Terkini

Seputar%20Nanggroe

+