Banda Aceh-Perpustakaan
Nasional (Perpusnas) RI mengadakan Sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD)
Hikayat Aceh : Ingatan Kolektif Nasional (IKON) Untuk Seleksi Memory of The World (MOW) selama 2 hari
pada 13-14 November 2019 di Hotel Grand Arabia Banda Aceh. Kegiatan tersebut diikuti
oleh 50 peserta yang terdiri dari tenaga perpustakaan, dosen, pegiat seni, pemerhati
sejarah, aktivis LSM dan wartawan dari Aceh.
Deputi
Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas RI, Ovy Sofiana
dalam sambutannya berharap untuk melestarikan warisan budaya berupa arsip kuno seperti
penyusunan Hikayat Aceh dapat didata oleh Pemerintah Aceh, dan akan dibantu
untuk pendaftaran naskahnya ke Perpustakaan Nasional.
Sementara
itu, Kepala Perpustakaan dan Kearsiapan Aceh Dr Ruslan Abdul Gani M Pd mengatakan kegiatan Sosialisasi dan FGD Hikayat Aceh ini,
merupakan salah satu publikasi dan diseminasi ke masyarakat umum, karena selama
ini manuskrip Hikayat Aceh disimpan di Universitas Leiden Belanda dan Perpustakaan
Nasional Jakarta.
“Dengan
kegiatan ini dapat mengekpos tokoh lokal ke tingkat nasional dan internasional,
membangkitkan keinginan akademisi, pustakawan dan media menjadi naskah. Saya berharap
kepada peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan serius dan ikhlas, “
ujarnya.
Kegiatan
tersebut menampilkan sejumlah narasumber diantaranya, Prof Dr Ing Wardiman
Djojonegoro (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan masa Orde Baru) dengan
judul “Riwayat Pengajuan Naskah “Hikajat Atjeh (HA)” oleh Perpusnas Untuk
Diregister MoW Unesco”, Endang Sri Rusmiyati Rahayu MHum (Peneliti LIPI dan
Sekretaris Komite Nasional MOW Indonesia) dengan judul “Memory of The World
(MOW) : Syarat Pengusulan Nominasi Warisan Dokumenter Indonesia” dan Hermansyah
MA Hum ( Dosen Filologi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry) dengan Judul
“Sejarah dan Makna Hikayat Aceh”.
Dalam
pemaparannya, Prof Dr Ing Wardiman Djojonegoro menjelaskan pada Juli 2017
diusulkan Kepala Perpusnas untuk mengajukan naskah “Hikajat Atjeh”, sebagai
usulan Perpusnas untuk Memory of The World
(MOW) tahun 2018. Alasannya karena naskah “Hikajat Atjeh” termasuk naskah
yang tua, jumlahnya terbatas, dan merupakan
warisan sastra kuno.
Ditambahkannya,
naskah yang ditulis di Aceh pada zaman yang sama “Bustan as-Salatin” memang
sangat terkenal, ditulis oleh Nuruddin ar- Raniri yang datang ke Aceh pada 1936
dari Gujarat (India), dan mendapat perlindungan dari Sultan Iskandar Thani, mempunyai pengaruh besar di Aceh.
Soraya