Memahami Pandangan Ismail Rasyid Ke Barat

Senin, 08 Mei 2023, Mei 08, 2023 WIB Last Updated 2023-05-09T04:02:39Z

 

 

 https://youtu.be/rtHRLsDdRLE

Kantor Trans Continent Di Krueng Raya Aceh Besar

 

Aceh Besar - Mengundang lebih seratus pengusaha ke kantornya  PT Trans Continent di Krueng Raya, Aceh Besar, tentu bukan sekedar untuk berbasa-basi bagi seorang Ismail Rasyid. Sebagai pengusaha dibidang peti kemas, sudah pasti dia punya agenda besar

 

Lalu apakah agenda besar itu ? Sulit memang untuk memahami bila kita memakai standar ukur pemikiran orang Aceh pada umumnya. Tetapi Ismail Rasyid  adalah seorang pengusaha nasional dengan jaringan bisnis global, sudah pasti dia sudah mempersiapkan dengan sangat matang.

 

Melihat kantor Trans Continent dan tumpukan peti kemas di areal lahan 15 hektar. Saya mencoba memahami  apa yang sedang direncakan pengusaha ini. Paling tidak saya mencoba menyusuri kembali apa sumber daya yang ada di Aceh,  yang bisa dimasukkan kedalam peti kemas  Trans Continent.

 

Dengan sumber daya perkebunan, pertanian, peternakan dan berbagai produk industri Aceh. Saya bisa memahami  bila Ismail Rasyid, sudah melihat semua peti kemasnya bakal penuh terisi. Tinggal bagaimana dia menjadikan semua produk itu, menjadi bahan yang bisa dia jual ke market global, di Eropa dan Amerika serta belahan dunia lain.

 

Lalu untuk apa para pengusaha  itu dia kumpulkan? Sudah pasti  jawabannya Trans Continent ingin bekerjasama dengan para pengusaha lokal, agar peti kemas miliknya penuh terisi oleh komoditas dari pengusaha di Aceh .

 

Ismail Rasyid tentu bukan pengusaha bodoh, dia sudah berkeliling Aceh melakukan survey bahan apa saja yang bisa menjadi bisnis baginya. Ada cukup banyak komoditas kopi di Aceh. Selain itu juga ada cokelat, pinang, kopra, sawit. Belum lagi hasil kehutanan.  Hasil peternakan seperti sapi, domba, kambing, bulu domba untuk produk wol. Kemudian hasil perkebunan lainnya sampai kepada sayuran dan perikanan.

 

Tidak semua hasil alam Aceh itu bisa langsung di ekspor. Tentu sebagian perlu diolah lagi menjadi produk jadi atau setengah jadi. Masalahnya jika diamati belum ada pabrik di Aceh yang mampu mengolah bahan baku yang ada di Aceh.


Itulah pentingnya para pengusaha ini untuk Ismail Rasyid. Seperti misalnya untuk ekspor lemak kakao dari Aceh, tentu harus ada pengusaha yang mampu mengolah biji cokelat menjadi berbagai produk turunan cokelat.

 

Jika ingin mengekspor kain wol dari bulu domba, maka harus diolah dulu menjadi selimut, penutup kepala, penutup leher  dan produk  lainnya yang sangat dibutuhkan pada musim dingin di Eropa. Ismail Rasyid tentu sudah melihat banyaknya domba di Aceh bakal bisa memasok produk wol murah ke negara beriklim dingin. Tinggal dia mencari saja siapa pengusaha yang mampu memproduksi wol.

 

Produk peternakan juga menjadi sebuah harapan yang sangat menjanjikan. Dengan penambahan produksi  sapi lebih banyak, Aceh bisa menjadi pengekspor daging ke negara lain,  demikian juga dengan domba dan kambing bisa diekspor ke Arab Saudi pada musim Haji.

 

Itulah sepertinya yang mungkin bisa kita rekam sedikit, dari apa yang bakal dilakukan Ismail Rasyid dengan perusahaan peti kemas Trans Continent. Dia punya agenda besar di Aceh, paling tidak bila melihat lokasi kantor yang dibangunnya.

 

Di belakang kantor Trans continent ada perbukitan yang menyambung ke Gunung Seulawah. Di dalam hutan yang ada di bukit itu,  ada berbagai hasil hutan yang bisa di ekspor seperti cendana, berbagai bahan untuk produk farmasi, serta bahan tambang yang masih belum terjamah.

 

Melihat kecerdasan dan kejelian Ismail Rasyid dalam berbisnis, Saya bisa memahami dia memang sedang membangun bisnis besar di Aceh. Dilihat dari kantornya saja yang menghadap Samudera Hindia, dia seperti mengatakan kepada Aceh, “Saya  akan berlayar mengharungi Samudera”

 

Pada kenyataannya Ismail  memang sedang berencana,  untuk membawa semua hasil alam dan produk Aceh ke belahan dunia lain. Karena itulah dia butuh banyak pengusaha,  untuk mengisi peti kemasnya dengan komoditas dan produksi mereka.

 

Tarmizi Alhagu

Komentar

Tampilkan

Terkini