Lagetan Kue Durian Isi Bulgur Khas Nagan Raya

Minggu, 12 November 2023, November 12, 2023 WIB Last Updated 2023-11-12T08:52:49Z

 

 

Lagetan Kue Khas Nagan Raya

 

Banda Aceh - Rasa nikmat terasa dalam gigitan, sebuah kue yang dikemas dalam mangkok aluminiun foil,  masuk ke mulut saya. Rasa durian menggelitik lembut di ujung lidah, sebuah kue bernama Lagetan ditampilkan dalam lomba masak PKA-8, Sabtu, 11/11, di Banda Aceh.

 

Lagetan adalah kue dari bahan durian yang diisi di dalamnya dengan butiran  yang mirip beras gandum. Tanaman itu hanya tumbuh di pegunungan Beutong, Nagan Raya. Butiran beras berbentuk agak petak ini dihasilkan dari pohon yang mirip pohon jagung, begitu penjelasan juru masak Kabupaten Nagan Raya yang ikut lomba.

 


Warga Nagan Raya menyebut biji mirip beras jagung ini dengan nama boh glem,  harganya 100 ribu rupiah sekilo ditempat mereka.  Rasanya lembut,  lebih lembut dari nasi, mirip Bulgur makanan khas Turki.

 

Saya disuguhkan semangkok Lagetan oleh juru masak yang mewakili Kabupaten Nagan Raya. Tadinya saya meminta membeli, tetapi juru masak tidak menjual. Alasannya belum dinilai oleh juri, namun kemudian seorang wanita cantik yang duduk di samping pita pembatas arena lomba  diberi Lagetan itu.

 

Saya pun nyeletuk, ibu ini kok diberi. " Oh ibu ini istri Pj , " ucapnya. Maksudnya istri Pejabat Bupati Nagan Raya,  pantaslah ujar saya, saya pun mundur. Tidak lama kemudian seorang wanita juru masak itu justru memberi semangkok Lagetan itu kepada saya.

 

Rasanya nikmat, duriannya  manis dan benar-benar lembut. Saya memakannya pelan,  sebuah butiran lembut terasa dalam daging durian. Saya kaget, ini benar-benar bulgur pikir saya, yang biasanya menjadi bahan baku membuat nasi goreng Turki.

 

Bulgur terbuat dari butiran beras gandum, bentuknya petak tidak lonjong seperti beras. Rasanya lebih lembut dari nasi, saya pernah memakannya di Restoran Turki di Hamburg, saat berkunjung ke Jerman beberapa tahun lalu.

 

Juru Masak Nagan Raya Berpose Di depan Kuliner Mereka

Munculnya beras yang mirip beras gandum itu tentu mengagetkan saya. Bagaimana bisa tanaman yang dibudidaya orang Turki bisa ada di Beutong? Di pegunungan pula, apa hubungannya ini? pikir saya. Walaupun saya tahu,  dua Garnizun  Turki pernah dikirim Sultan Selim ke Aceh pada Abad ke XVII M, disamping kedatangan beberapa warga Turki lainnya secara mandiri.

 

Tapi apapun itu bagaimana sejarah munculnya boh glem, atau beras gandum itu, yang pasti begitu nikmat ketika dipadu dengan daging durian menajdi  kue bernama Lagetan.

 

(ADV)

Komentar

Tampilkan

Terkini