Ini Alasan Konser Kotak Band Digelar di Krueng Lamnyong

Rabu, 04 Juli 2018, Juli 04, 2018 WIB Last Updated 2018-07-04T05:08:44Z


Banda Aceh-Ribuan masyarakat sekitar Banda Aceh memadati Bantaran Krueng Lamnyong Darussalam demi melihat aksi panggung Kotak Band pada Minggu sore, 1 Juli 2018. Mendadak kawasan Lamnyong menjadi ramai dan macet. Bahkan sebagian masyarakat ada yang rela menonton dari atas Jembatan Lamnyong.

Mulai pagi hari tampak sudah terlihat aktivitas di bawah Sungai Lamnyong. Panggung utama yang dilengkapi lighting tempat pertunjukkan musik gratis bagi masyarakat Kota Banda Aceh sudah disiapkan. Di depannya terdapat sejumlah stand yang memamerkan produk. Menjelang siang dan sore pengunjung semakin ramai. Bahkan bagi pengunjung disediakan suvenir berupa tote bag, photo print dan kaos creative touch.

Sore hari menjelang dimulai konser, pengunjung yang umumnya remaja dan generasi muda mulai memasuki depan panggung yang dipisah antara wanita dan pria. Pukul lima lewat Kotak Band yang beraliran rock tampil yang disambut antusias penonton.

Ditambah penampilan Vokalis Tantri dan Bassist Chua menggunakan hijab namun aksi panggungnya tetap lincah, mampu menjadi daya tarik penonton. Bahkan sejumlah penggemar yang dikenal dengan Kerabat Kotak berharap Chua mengikuti jejak Tantri untuk terus berhijab.

Dipilihnya Bantaran Krueng Lamnyong Darussalam sebagai lokasi konser musik bisa dikatakan yang pertama sekali. Lantas mengapa panitia pelaksana menggelar pertunjukan di lokasi tersebut ?

Perwakilan dari Homebase Community Aceh, Teuku Yuri menjelaskan bahwa pemilihan lokasi atas saran mereka, karena acara dirangkai dengan sejumlah kegiatan dari komunitas anak muda. Lokasi yang dekat dengan kampus dinilai cocok untuk tujuan tersebut. Awalnya pihaknya sempat mengusulkan acara hingga malam hari, namun izin diberikan oleh Pemko Banda Aceh hanya hingga sore hari.

Acara pertunjukan musik Kotak Band sendiri digelar oleh Homebase Community Aceh dengan tajuk Road to Soundrenaline 2018 “The Soul of Expression”. Acara dirangkai dengan expo yang menghadirkan sejumlah stand dari produk-produk komunitas Homebase Community Aceh seperti komunitas fotografi, pelukis, clothing. Juga ada photo exhibition, motor garage dan food truck.

Yuri berharap dengan digelarnya acara pameran, anggota komunitas lebih produktif dan tidak menjadi anak muda yang konsumtif. “Dengan mengenalkan produk-produk dari komunitas dapat menghasilkan profit sebagai income, semakin dikenal produk semakin banyak yang beli, “ ujarnya.

Ke depan dia ingin acara yang baru pertama sekali digelar tersebut dapat berlanjut. “Ke depan kita berharap agar ada pihak yang mau mendukung, dan mempercayai kita untuk menggelar kegiatan serupa. Di Aceh sangat sulit mendapatkan donatur karena tidak ada corporate besar, “ jelas Alumni FE Unsyiah ini.
 
“Kita ingin pemerintah agar lebih care dan fair kepada komunitas di Aceh, karena kami warga Banda Aceh juga, jadi jangan dikelompokkan. Kami sangat cinta Syariat Islam, kalaupun ada komunitas yang tidak sejalan dengan Syariat Islam jangan disamakan dengan komunitas kami, “ papar Yuri.

Soraya 

Komentar

Tampilkan

Terkini