PMI Aceh Gelar Musyawarah Kerja

Kamis, 20 Desember 2018, Desember 20, 2018 WIB Last Updated 2018-12-20T05:39:32Z


Banda Aceh-Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh menyelenggarakan Musyawarah Kerja Provinsi yang dibuka di Anjong Mon Mata pada Selasa malam (18/12), yang berlangung selama 3 hari pada 18-21 Desember 2018.

Acara diikuti oleh puluhan relawan PMI seluruh Aceh, dan dibuka oleh Staf Ahli Setda Aceh Bidang Keistimewaan Aceh, Sumber Daya Manusia dan Hubungan Kerjasama Dr Iskandar AP.
                       
Dalam sambutannya, Iskandar mengatakan peran PMI bagi masyarakat Aceh sangat penting apalagi daerah ini dikenal sebagai salah satu kawasan rawan bencana.

“Kita tentu tidak berharap bencana akan kembali melanda Aceh. Tapi manakala bencana itu datang kita harus siap melakukan langkah-langkah penanggulangan yang cepat. PMI diharapkan berdiri digaris depan dalam upaya penangulangan ini. Oleh karena itu semua pihak diharapkan turut berperan secara moral untuk mendorong agar organisasi ini semakin kuat, berkembang dan mampu meningkatkan kinerjanya, “ urainya.

Ditambahkannya, dalam rangka menghadapi dinamika global yang menghadirkan banyak tantangan saat ini, maka PMI dituntut untuk lebih siap bekerja dengan cepat dalam mengatasi situasi darurat. Guna memperkuar kinerjanya, PMI perlu mengembangkan Program Community Based Disaster Preparedness atau kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat.

“Program ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kapasitasnya dalam mengurangi dampak bencana yang terjadi di lingkungannya. Agar bisa menjalankan program ini dengan baik, maka PMI Aceh harus mampu memperkuat kelembagaan, serta siap menyusun program kerja yang efeksi. Agar organisasi ini semakin cepat dalam memberikan layanan sosial kepada masyarakat. “ tuturnya.

Sementara itu kepada media ini, Ketua PMI Aceh Ir T. Alaidinsyah M Eng menjelaskan selain sehari-hari mengurus kebencanana, relawan PMI otomatis yang penting ada pelatihan secara sukarela di lapangan untuk membantu masyarakat.

Tapi, lanjutnya saat ini secara mendunia tuntutan SDM supaya relawan PMI memiliki spesialisasi. “Ada spesifik yang mereka kuasai seperti masalah air bersih, apakah evakuasi pertolongan pertama, kemudian psikososial setelah bencana termasuk juga rehab rekon menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Namun demikian relawan tidak bisa kita batasi, tetapi seperti biasa dilapangan mereka secepatnya seperti pesan Jusuf Kalla 6 jam setelah bencana, relawan sudah berada di lokasi untuk membantu masyarakat ini yang paling penting, papar Alaidinsyah.

Dia juga mengajak supaya masyarakat gemar mendonor darah, karena sumber darah dari  manusia sehat. Menurutnya kebutuhan darah paling banyak di Banda Aceh karena banyak pasien dari berbagai kota melakukan rujukan ke  Banda Aceh.

“Syukurnya setiap hari ada 150-200 kantong darah tersedia meskipun sekitar 5 % belum tercukupi, semakin hari semakin baik lagi pendonornya, “ pungkasnya.

Soraya


Komentar

Tampilkan

Terkini