Aceh-Universitas
Ubudiyah Indonesia (UUI) menyelenggarakan Workshop Internasional Digital
Preneur for National Competitiveness di Era 4,0 di Plenary Hall Ubudiyah Banda
Aceh pada Selasa, 18 Desember 2018.
Acara
tersebut diikuti sekitar 300 peserta mahasiswa dari berbagai kampus yang ada di
Banda Aceh. Turut menghadirkan narasumber dari I-Synergi Malaysia yakni Mohd
Jakarul, Mohd Syahimi dan Yunhaniza.
Kepada
media ini, Rektor UUI Prof Adjunct Marniati mengapresiasi kedatangan dari Tim Smart
Saver untuk mengenalkan sistem digitalpreneur atau digipreneur kepada mahasiswa,
juga ke sejumlah organisasi yang ada di Banda Aceh seperti Kadin, Ikawapi,
Iwapi, Ikatan Pengusaha Indonesia, Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia,
Dekranas, serta Pimpinan Perguruan Tinggi.
“Program
ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa bagaimana menjadi pengusaha digital
atau digitalpreneur. Smart Saver merupakan sebuah sistem yang di dalamnya
terdapat banyak online shop. Siapa saja yang ingin belanja secara online akan
mendapat diskon bisa masuk melalui Smart Saver, “ urainya.
Lebih
lanjut, dia berharap mahasiswa bisa ikut menjadi member sebagai langkah untuk
menjadi digipreneur, dan akan mendapatkan 2 keuntungan dari pembeli melalui
linknya yakni mendapatkan diskon, dan fee dari setiap orang yang berbelanja.
“Ini
suatu model, saya pimpinan institusi memandang bagaimana ke depan seluruh
masyarakat boleh menjadi pengusaha tanpa harus punya toko dan barang. Dengan
digipreneur akan mendapat keuntungan tanpa harus memiliki modal yang besar,
untuk menjadi anggota Smart Saver cukup dengan 3 juta per orang. Sudah mendapatkan
1000 anggota berbelanja di online shop dalam Smart Saver, maka member tadi akan
mendapatkan keuntungan setiap bulan,” paparnya lagi.
Ditambahkannya,
Aceh menjadi kota di Indonesia yang pertama sekali dikunjungi oleh Smart Saver,
nantinya akan dikembangkan sepenuhnya di Indonesia dalam waktu dekat, sementara
di Malaysia sudah 10 tahun berjalan dan terus berkembang.
Marniati
berharap dengan sistem ini bisa memberi satu keuntungan besar bagi Aceh ke
depan, termasuk UKM dan koperasi bisa menjadi anggota sehingga bisa menjangkau
hingga ke kampung. Jadi produk yang tidak dikenal, bisa dikenal orang dengan
sistem ini dan dapat dipromosi ke tingkat Asia, pungkasnya.
Sementara
itu, Regional Partner I Synergy International Mohd Jakarul mengucapkan Aceh
merupakan kota yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia dengan platform
Smart Saver. “Jauh lebih membantu dan memberi manfaat kepada anggota di Banda
Aceh, anggota akan mendapat keuntungan cash point dan reward point yang bisa
dicairkan dalam bentuk uang, “katanya.
Menurutnya
sistem ini bisa menjadi tren, karena di Malaysia sudah biasa menggunakan QR
sementara di Aceh belum ada, jadi ke depan Indonesia lebih maju lagi.
Regional
Partner I Synergy International, Mohd Syahimi menambahkan sistem ini dapat
melahirkan mahasiwa menjadi digipreneur, karena ke depan dengan era industri
4,0 peluang bekerja semakin berkurang.
“Dengan
program ini dapat membantu mahasiswa menjadi digipreneur atau ke arah digital.
Dapat membantu toko, buka cabang udah melalui digital, untuk meningkatkan niai
ekonomi untuk Aceh, juga akan dibawa ke negara-negara lain, “ jelasnya.
Soraya