Gas Melon Langka dan Mahal, Warga Masak Pakai Kayu Bakar

Selasa, 23 Desember 2025, Desember 23, 2025 WIB Last Updated 2025-12-23T02:25:12Z


Banda Aceh - Memasuki minggu keempat pasca banjir yang melanda 18 kabupaten di Aceh, gas elpiji masih langka dan mahal. Terutama gas ukuran 3 kg, sangat sulit diperoleh baik di pangkalan maupun di kios-kios. Kenyataan ini terjadi di Kota Banda Aceh, yang tidak terkena dampak banjir secara langsung.


Nila seorang ibu rumah tangga, menceritakan pada saat awal terjadinya bencana banjir, gas melon sangat langka. "Kalaupun ada dijual dengan harga 100 ribu, kemudian setelah mulai dijual di pangkalan harga mulai turun 80 ribu, dan kini 60 ribu. Katanya itu biaya antri makanya mahal, " paparnya pada Senin (22/12).


Ditambahkannya, ia pernah ikut antri untuk membeli gas melon dengan harga normal 18 ribu Rupiah di pangkalan. Namun setelah antri berjam-jam, Nila pulang dengan gas kosong. "Katanya kuota sudah habis, sejak itu saya tidak mau lagi antri karena betul-betul lelah, " ucapnya.


Kini gas melon ada yang menawarkan 60 ribu Rupiah padanya, namun dia tidak membelinya."Dengan kondisi keuangan seperti saat ini, saya lebih memilih untuk membeli bahan makanan yang sekarang pun harga nya sudah naik. Tolonglah pemerintah supaya harga gas bisa normal lagi dan gampang dibeli, " ujarnya berharap.


Agar asap dapur tetap ngebul, akhirnya Nila memilih memasak menggunakan kayu bakar. Setiap hari warga Setuy ini mengumpulkan ranting kayu untuk memasak. Agar keluarga tetap bisa makan, warga rela kembali hidup seperti zaman dulu.


Soraya 

Komentar

Tampilkan

Terkini