Suasana Ruang Kerja Yagi |
https://youtu.be/LR5m5qxzhfw
Banda Aceh - Berawal dari sel telur yang mengecil dari seorang
wanita, lahirlah berbagai produk kecantikan dan kesehatan, berupa sabun, shampo,
hand sanitizer dan berbagai produk turunan lainnya dari sebuah brand bernama Yagi.
Kisah bermula dalam sebuah perkawinan pasangan
muda pada tahun 2012. Mereka ditakdirkan
tidak mempunyai anak setelah beberapa tahun menjalani kehidupan rumah tangga, namun
dengan sebuah tekad untuk segera mendapatkan
buah hati, pasangan Zulfikar – Farhaniza tidak berputus asa, mereka melakukan konsultasi kepada dokter ahli.
Dari sana ditemukan penyebab
kenapa Farniza tidak bisa hamil. Ternyata sel telur wanita muda ini mengalami
pengecilan. Semua itu diakibatkan pemakaian produk kecantikan dan kesehatan
dari bahan yang tidak natural.
Mengetahui masalahnya seperti
itu, mulailah Farhaniza mencari-cari produk yang berbahan natural. Namun tidak
ditemukan, pencarian dari dunia nyata itu dialihkan ke dunia maya. "Searching di Google dilakukan, sampai kemudian berhasil menemukan bahan alami untuk produk
kecantikan dan kesehatan, " kata Zulfikar tentang kisah bagaimana cikal bakal
kelahiran usaha produk Yagi.
Dari produksi untuk kebutuhan
sendiri saat mereka masih tinggal di Jakarta, kemudian produksi untuk
teman-teman yang memesan. Hingga akhirnya mereka pindah di Aceh dan membuka
UMKM merek Yagi di kelurahan Merduati Banda Aceh.
Kini Zulfikar sudah memiliki 23
karyawan, mayoritas yang bekerja padanya wanita berpendidikan sarjana. Terutama yang langsung bersentuhan dengan kimia farmasi. Sepuluh orang karyawan bekerja di Jakarta
dengan membuka kantor pemasaran di Jakarta Selatan.
Pembukaan kantor marketing di Jakarta
kata Zulfikar, dikarenakan pasar mereka lebih banyak di kota itu. Namun beberapa
produk kecantikan juga mereka jual di Banda Aceh. Kini omzet penjualan perusahaan pasangan
suami istri itu sudah bernilai miliaran Rupiah.
Ditanya lebih pasti berapa omzet dari produk Yagi, Zulfikar masih merahasiakan. "Yang pasti masih dalam kapasitas produksi UMKM, namun kini sudah memproduksi lebih dari 20 produk dengan merek Yagi, " jawabnya.
Mereka juga melakukan produksi untuk beberapa merek lain. Atas permintaan perusahaan itu, karena Yagi memiliki izin BPOM dan perizinan yang lengkap, sehingga ada perusahaan lain minta tolong, ujar lelaki yang sebelumnya berprofesi dibidang kontruksi itu.
Kini produksi Zulfikar telah mencapai 300kg/bulan dengan berbagai produk turunan untuk kecantikan dan kesehatan. Sel telur itupun kini telah bertransformasi berupa tiga bocah kecil yang menemani keseharian kehidupan pasangan suami istri itu.
Tarmizi Alhagu.