Banda Aceh – Delegasi Muktamar ke-31 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), merasa takjub dan terkesan dengan Aceh. Sejumlah delegasi yang datang dari berbagai daerah di Indonesia itu merasa Aceh memiliki potensi yang luar biasa. Mulai dari destinasi wisata menarik, kuliner yang enak dan keramahtamahan masyarakat terhadap mereka.
Kekaguman para dokter itu disampaikan dalam momentum saat mengikuti zikir dan doa bersama Sekda Aceh, Taqwallah, di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh, Jumat, (25/3/2022).
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI, dr. Slamet Budiarto, secara terbuka mengaku terharu dan terkesan dengan sambutan kedatangan mereka ke Aceh.
Bukan hanya kolega mereka sesama dokter atau IDI Aceh, tapi Pemerintah Aceh juga ikut menyambut dan melayani para delegasi dengan ramah ibarat menyambut keluarga sendiri.
Selain itu, menurut Slamet, Aceh juga memiliki destinasi wisata dan kuliner yang menarik.
“Rugi kalau gak ke Aceh, ayo ke Aceh. Ada begitu banyak tempat wisata yang menarik dan kulinernya enak,” kata Slamet.
Kesan berikutnya disampaikan dr. Zul Asdi, delegasi asal Pekanbaru. Katanya, mereka menempuh jalan darat untuk menuju ke Kota Banda Aceh. Sepanjang jalan mereka menikmati keindahan alam.
“Banyak sekali jenis kuliner di sini, waktu kami gak cukup menikmati semuanya. Mudah-mudahan kalau jalan tol sudah terbuka, kami bisa cepat kemari,” kata Zul Asdi.
Menurut Zul Asdi pelaksanaan Muktamar IDI di Aceh begitu menakjubkan. Acara berjalan dengan rapi dan on schedule, bahkan pembukaan Muktamar berlangsung dengan begitu memukau.
Apresiasi terhadap Aceh juga disampaikan dr. Joko Murdiyanto, delegasi asal Yogyakarta. Ia sungguh terkesan saat tiba di bandara langsung disambut oleh tim Dinas Koperasi dan UKM Aceh. Bahkan para delegasi langsung dikalungkan oleh kepala dinasnya.
“Oleh kepala dinas kami diberikan mobil Nissan selama di Banda Aceh, saya serasa sudah seperti kepala dinas. Perlakuan seperti masyarakat Aceh yang memuliakan tamunya patut dicontoh,” kata Joko.
Menurut Joko masyarakat Aceh begitu santun dan Islami. Ia berharap syariat Islam dapat terus ditegakkan di Aceh. Ia yakin keberkahan akan menyertai masyarakat di Bumi Serambi Mekkah.
Sangking nikmatnya kuliner Aceh bagi peserta Muktamar, bahkan salah satu delegasi tak pernah menikmati makanan yang disediakan pihak hotel tempat menginap. Ia lebih memilih untuk berburu ragam kuliner yang ada di Banda Aceh. Hal tersebut disampaikan delegasi asal Wonogiri, Jawa Tengah, dr. Nugroho Kuswardono.
“Aceh sangat aman, tidak ada kekhawatiran seperti sebelum berangkat kemari,” kata Nugroho.
Nugroho juga mengapresiasi sambutan yang begitu luar biasa dari Pemerintah Aceh. Selama mengikuti kegiatan Muktamar ia belum pernah disambut dan disediakan mobil oleh pihak Pemda.
Menurut delegasi lain asal Maluku, dr. M Saleh Tualeka. Pelaksanaan Muktamar IDI di Aceh begitu menakjubkan. Standar acara dan pelayanan kepada peserta begitu tinggi. Karena itu, pelaksanaan Muktamar berikutnya harus bisa lebih dari Aceh atau minimal mempertahankan layaknya Aceh.
“Kesan saya Aceh sangat teduh dan begitu memuliakan kami. Aceh begitu aman, tidak ada lagi kesan buruk seperti yang dulu kita pikirkan,” kata dr. Saleh.
dr. Saleh mengapresiasi dan berterimakasih atas penghargaan dan penyambutan pemerintah Aceh kepada delegasi Muktamar IDI. Ia berharap Aceh dapat terus menjadi negeri yang kokoh dengan berlandaskan syariat Islam.
Seperti biasa, acara rutin tersebut juga diikuti secara virtual oleh ASN Pemerintah di seluruh SKPA beserta UPTD di kabupaten/kota, seluruh guru SMA di Aceh, dan seluruh pegawai BUMD seperti Bank Aceh dan PT PEMA. Setidaknya lebih dari 800 partisipan virtual yang ikut hari ini. Tiap partisipan diisi 5 sampai 10 peserta.
Red